Minggu, 19 April 2020

Awal Dari Semuanya

Seseorang pernah menanyakan padaku, mengapa nama blog yang ku buat adalah Moonlight yang jika diartikan adalah cahaya bulan, mengapa tidak ada nama lain yang ku pakai. Awalnya aku membuat blog ini karena tugas saat aku masih SMP atau SMA. Berawal dari nama ku, kemudian saat SMA ku ganti nama blog ini dengan Butterfly. Butterfly hanya blog biasa yang berisi tugas-tugas pejalaran komputer.

Akhirnya aku mempunyai laptopku sendiri, dulu aku belajar mengetik cepat dengan mengetik berbagai cerita dari buku-buku lama. Karena cerita-ceritanya aku ketik dengan susah payah dan hasilnya cara mengetikku menjadi lancar, aku tidak ingin cerita cerita tersebut hanya tersimpan di laptopku yang suatu saat akan menghilang atau terhapus. Akhirnya aku memutuskan untuk memasukkan cerita itu dalam blog ini dan ku ubah dengan nama Moonlight.

Kembali ke pertanyaan, kenapa nama nya Moonlight? Banyak nama blog lain yang bagus dan lebih menarik. Jadi Moonlight itu dibuat saat aku masih SD. Bisa dikatakan aku adalah anak dari keluarga menengah yang dipandang terhormat oleh warga desa tempat tinggalku. Nenek dan kakekku seorang petani yang anak-anaknya bisa merantau di Sumatera dan Jawa. Ibu dan ayahku seorang PNS, ibu ku seorang guru dan ayahku pekerja kantoran. Saat itu kami masih tinggal di perumahan kecil di dekat sekolah yang di dalam perumahan itu hanya ditinggali 2 keluarga guru, 1 keluarga biasa dan 1 warung. Perumahan itu dekat dengan kebun yang seperti pegunungan.

Aku adalah anak guru dan tinggal di perumahan yang kecil, sehari-hari aku hanya bermain dengan sahabat kecilku dari aku lahir yang dia pun adalah anak guru juga. Ibu ku bersahabat dengan ibu sahabatku hingga statusku sebagai orang dengan keluarga menengah, terhormat dan anak dari orang yang berpendidikan membuatku diajuhi oleh teman-teman sebayaku. Selama SD aku selalu mendapat peringkat satu yang membuat teman-temanku berpikir bahwa aku mendapat peringkat karena dikelilingi oleh guru bukan karena usahaku sendiri.

Karena diajuhi oleh teman-temanku, aku pun hanya berteman dengan 2 sahabatku yang tinggal di perumahan itu, karena mereka 1 kelas diatasku, aku tidak mempunyai teman di kelasku. Saat istirahat pun aku bermain dan makan di ruang guru, saat tidak sekolah aku bermain ke rumah guruku atau kerumah nenek ku, karena menurutku percuma aku berteman dengan yang lain jika terus diabaikan. Statusku membuat orang-orang menjauhiku, sampai akhirnya aku di kelas 4. Nenekku meninggal karena sakit, sahabatku satu persatu meninggalkan ku karena pindah rumah, anak dari guru tempat aku sering bermain pun meninggalkanku karena meraih pendidikan yang lebih tinggi di pulau Jawa.

Tanpa ku sadari aku benar-benar merasa sendiri, untuk mencari kegiatan aku pun menemani ibu ku yang saat itu menjual baju sebagai tambahan kegiatannya atau menemani adik ibu ku yang keliling desa jualan sayur, aku pun berjualan saat istirahat di sekolah dan jarang ke ruang guru lagi. Saat naik kelas 5 ayahku pindah ke Provinsi Bengkulu dan sesekali pulang bersama kakak ku yang paling tua yang bersekolah disana.

Sampai akhirnya saat kelas 6 ibu ku pun pindah ke Bengkulu, aku tinggal serumah dengan kakekku, adik ibu ku dan kakak ku. Karena tidak berjualan lagi aku pun mencari kegiatan lain, aku pindah-pindah tempat mengaji, aku menekuni seni tari di desa sebelah tempatku tinggal, aku mengikuti semua ekstrakulikuler dan semua pertandingan di sekolah dan saat itu ada beberapa anak pindahan yang pindah ke kelasku. Mereka menerimaku apaadanya tanpa memandang status ku. Tapi yang bersahabat denganku saat itu hanya 1 orang, namanya Via. Via yang mengajariku menggambar, mengajakku membuat komik dan mengajakku bermain saat aku tidak mempunyai kegiatan.

Via dan aku sering membuat komik yang berisi kegiatan kami pada hari sebelumnya, Via membuat nama samaran Bintang sedangkan aku diberi nama Bulan, akhirnya ada 1 buku khusus komik buatan Via dan aku yang bernama Bintang dan Bulan. Dia sahabat terdekatku sampai akhirnya saat akan SMP aku pun ikut orang tua ku pindah ke Bengkulu. Karena saat itu belum mengerti tentang Hp, aku dan Via pun putus kontak, kadang kami saling mengirim surat untuk melepas rindu, sampai akhirnya saat aku kelas 2 SMP, via tidak pernah lagi membalas suratku.

Aku pun bertanya-tanya apakah dia pindah rumah juga atau dia tidak ingin bersahabat denganku lagi. Ibu ku pun mendapat kabar dari sahabatnya, guru di SD tempatku sekolah, beliau mengatakan kalau via meninggal karena sakit. Saat itu rasanya aku ingin segera menemui nya, aku menangis membaca suratnya yang mengatakan dia selalu sehat dan selalu menyemangatiku, berharap aku mempunyai teman dan sahabat baru di tempatku. Dia pernah mengatakan dia ingin membuat banyak komik dengan nama Bintang, dan dia ingin aku untuk menjadi inspirasinya dalam membuat cerita untuk komiknya. Akhirnya sejak saat itu aku tidak pernah membuat komik lagi tapi tergantingan dengan membuat cerita atau novel dan akhirnya ku terbitkan di blog ku.

Untuk sahabatku Bintang, semoga kamu tetap bersinar terang, aku mempersembahkan banyak cerita untukmu bisa membuat komikmu, untukmu menggapai impianmu, dan akan selalu ku kirimkan doa ku untukmu yang jauh disana, temui aku di dalam mimpiku jika kau merindukanku, dari Sahabatmu Bulan (Moonlight) yang selalu merindukanmu.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar