Jumat, 03 April 2020

Mencoba Keluar dari Zona Nyaman


Ini adalah awal dimana aku mencoba hal yang belum pernah ku lakukan sebelumnya. Ya, keluar dari zona nyaman. Sebenarnya ini adalah satu-satunya cara ter-aman menurutku untuk melarikan diri dari zona nyaman yang beberapa tahun belakangan ini mulai terusik. Aku berasal dari salah satu wilayah di pulau sumatera, dan karena beberapa masalah yang aku merasa belum sanggup untuk menyelesaikannya, akhirnya aku mencoba untuk menjauh dari zona nyaman dengan alasan aku ingin melanjutkan jenjang pendidikan ku ke jenjang yang lebih tinggi. Dulu aku pernah kuliah D3 Keperawatan, dan saat lulus aku mencari pekerjaan kesana kemari, beberapa kali di tolak dengan alasan belum ada STR karena saat itu tenaga kesehatan wajib memiliki STR dan STR ku masih dalam proses pengurusan, karena prosesnya lama aku hanya bisa bekerja sebagai perawat home care atas bantuan dosen ku saat D3. Sejak lulus sampai akan melanjutkan S1 jaraknya adalah 2 tahun. Sebenarnya aku punya cita-cita yang tinggi, tapi nanti akan ku ceritakan di lain waktu.
Awalnya aku tidak diperbolehkan untuk melanjutkan S1 di luar provinsi tempatku tinggal. Tapi dengan alasan akreditasi dan ingin mencari pengalaman baru, akhirnya aku mulai berdebat dengan orang tua ku. Aku memaksakan untuk kuliah di jawa, tepatnya jawa tengah. Karena saat itu ada temanku yang sedang berjuang menempuh gelar sarjana nya. Akhirnya aku diperbolehkan untuk kuliah disana.
Kota yang sebelumnya belum pernah ku datangi, kota Surakarta di Jawa Tengah, tempatku akan berjuang untuk menempuh mimpi yang baru. Awalnya aku memilih kota itu karena ada temanku yang disana, berharap mereka bisa membantuku saat aku berjuang. Dengan bermodalkan keberanian dan harapan baru, aku hanya membawa ransel dan sebuah tas yang berisikan beberapa baju, akhirnya siang itu aku menginjakkan kaki untuk pertama kali di bandara kota itu. Aku pun dijemput oleh temanku disana, dia adalah teman laki-laki sekaligus mantan pacar sahabatku tapi kami masih berteman baik dan saat itu dia sedang sibuk dengan skripsinya. Dia meluangkan waktunya untuk menjemputku di bandara, setelah bertemu akhirnya aku dan dia menuju kosannya, dan tentu saja itu adalah kos khusus laki-laki. Dia kemudian pergi ke kampusnya untuk melanjutkan aktivitas kuliahnya, dan di kos nya hanya ada aku.
Karena aku sendirian aku pun memutuskan untuk mandi di kos itu dan menghubungi teman perempuanku yang saat itu sedang menempuh profesi Ners. Teman perempuanku pun membalas WA ku dan mengizinkan aku untuk meminjam kamarnya, karena saat itu kamarnya kosong dan kuncinya ada di temen kos nya. Aku mulai gugup dan khawatir, aku tidak tau apa yang harus dilakukan saat itu. Beberapa saat kemudian temanku pulang beserta teman-temannya, aku terkejut saat melihat dia bersama teman D3 ku satu lagi, dan ternyata mereka berdua satu kamar. Aku pun berkenalan dengan teman-temannya yang lain. Setelah berkenalan kami pun makan bersama, dan tentu saja aku cemas karena aku satu-satunya perempuan diantara mereka saat itu. Setelah makan kami pun bercanda, mereka bermain gitar dan aku pun ikut bernyanyi. Karena terlalu asik, kami sampai lupa waktu sampai akhirnya malam waktu isya. Aku akhirnya berpamitan dengan mereka, mereka pun meminta nomorku agar tetap bisa saling bersilaturahmi. Tapi temanku mengatakan tidak usah, dan aku hanya menuruti temanku tanpa menanyakan alasannya.
Dengan dibantu maps anaknya mbah google dan sepeda motor, kami berdua menuju kos teman perempuanku, setelah mencari-cari akhirnya bertemu dengan orang yang memegang kunci kamar temanku. Setelah mendapatkan kuncinya, aku dan temanku mencari kos teman perempuanku dan akhinya kos nya ketemu. Dia pun membantu ku memasukkan barang bawaanku ke dalam kos, setelah itu dia pamit untuk pulang ke kos nya. Akhirnya aku sendiri, aku mulai menyusun barang-barang ku. Setelah melihat jam sudah tengah malam, aku pun mempersiapkan berkas yang akan ku bawa untuk mendaftar kuliah, mencharger hp, sholat kemudian aku mematikan lampu dan tidur.
Saat subuh aku terbangun dan langsung melihat jam. Seketika aku melihat sekelilingku yang bukan seperti kamar di rumah ku. Saat itu aku baru tersadar kalau aku sedang tidak dirumah. Aku pun sholat subuh, mandi dan mempersiapkan diri untuk ke kampus terdekat. Sambil menunggu waktu, aku pun membalas chat teman-teman ku. Setelah jam 07.30 WIB akhirnya aku memberanikan diri untuk mendaftar di salah satu kampus di Solo yang terdekat. Karena aku telah menempuh D3 Keperawatan maka aku mencari kampus yang menerima S1 Transfer Keperawatan. Setelah berjalan sendiri dengan bermodalkan maps, aku akhirnya sampai di kampus teman perempuanku. Aku menanyakan kepada satpam yang berjaga disana untuk prosedur pendaftaran mahasiswa baru, dan satpamnya mengatakan kalau kampus itu sedang tidak menerima mahasiswa transfer dari luar. Dengan berat hati aku pun berjalan kembali ke kos temanku. Aku pun menghubungi teman laki-laki ku untuk menanyakan tentang kampusnya, tapi mereka menyarankan aku untuk tidak mendaftar di kampus mereka karena akreditasinya masih rendah.
Aku terdiam sejenak dan mulai mencari informasi kampus lain di mbah google. Tak terasa waktu berjalan cepat, ternyata sudah siang menuju sore hari, perutku mulai keroncongan tapi aku tidak tahu dimana tempat untuk mencari makan. Sambil menahan lapar aku pun terdiam berharap seseorang akan datang. Akhirnya salah satu anak kos pulang ke kos nya, aku pun memberanikan diri untuk menanyakan dimana tempat makan terdekat. Dia pun menyarankan aku untuk memakai sebuah aplikasi yang bisa mengantar makanan ke kos itu. Aku pun berterima kasih dan kembali ke kamar. Karena penasaran, aku mendownload aplikasi yang dia sarankan. “ah, ternyata ini aplikasi yang di iklan itu, gaptek sekali aku tidak tau hal ini” gumamku. Ternyata aplikasi itu lengkap, untuk makanan, untuk ojek, dan masih banyak lagi. Aku pun memesan makanan dan saat itu ongkos kirimnya mahal, tapi karena tidak ada pilihan lain aku pun memesan makanan itu. Setelah makanannya sampai aku membayar dengan uang cash. Kemudian bapak pengantar makanannya menyarankan untuk tidak membayar tunai tetapi dengan cara membayar melalui aplikasi yang tersedia dan bapaknya meminta diberi bintang 5. Setelah bapaknya pergi akhirnya aku penasaran apa yang dimaksud bapaknya dengan tidak membayar cash dan bintang 5 itu.
Aku pun kembali ke kamar dan mengotak atik aplikasi itu. Aku mendownload aplikasi pengingat sholat dan mulai menjelajahi dunia penasaranku. Akhirnya dalam semalam aku menguasai semua yang terdapat di aplikasi tersebut sampai lupa kalau makanannya belum ku makan. Badanku akhirnya berasa lemas dan hari itu pun aku makan hanya 1x. Walaupun begitu aku tetap tidak meninggalkan sholat 5 waktu ku dan selalu berdoa agar diberikan jalan terbaik.
Setelah menguasai aplikasi itu akhirnya aku baru sadar bahwa belum mencari kampus lain untuk mendaftar. Aku pun mencari kampus yang akreditasinya tinggi di mbah google. Aku mendapat informasi kampus dengan akreditasi A. Setelah mengumpulkan semua informasi kampus itu, aku pun menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Karena jarak kampusnya agak jauh dari kos temanku, aku mulai berpikir bagaimana cara aku kesana tanpa membuat repot temanku. Akhirnya aku memutuskan untuk memakai aplikasi ojek online yang sudah ku pelajari.
Keesokan harinya aku memberanikan diri menuju kampus tersebut sendiri dan menanyakan cara mendaftarnya. Saat pertama kali menginjakkan kaki di disana aku terdiam sejenak melihat gedungnya. Aku berkata dalam hati “Wah, gedungnya bagus banget, aku bisa masuk apa tidak ya? Bismillah deh, semoga aku diterima disini, semangat”. Kemudian aku pun menanyakan kepada satpam. Satpamnya mengatakan ini adalah gedung induk, dan aku diarahkan untuk mendaftar di ruang pendaftaran. Sampai di ruang pendaftaran aku di arahkan untuk mengambil surat keterangan terlebih dahulu di kampus 1. Aku pun bingung, kampusnya dimana dan menanyakan ke petugas informasinya. Kemudian petugasnya memberitahu aku rute yang harus ku lewati untuk sampai ke kampus 1 itu. Akhirnya aku sendiri dengan berjalan kaki menuju kampus 1 itu. Sampai di gerbang kampus 1 aku menanyakan kepada satpam disana dimana gedung untuk mendapatkan surat tersebut. Setelah dijelaskan aku pun mulai berjalan mengikuti arahan pak satpam. Setelah sampai di pertengahan jalan aku pun mulai bingung karena aku buta arah. Aku terus berjalan sampai akhirnya menuju fakultas lain dan bertemu satpamnya di tengah jalanku. Akhirnya aku diantar oleh satpamnya sampai ke ruangan yang akan dituju. Aku sangat berterima kasih kepada pak satpamnya karena telah mengantarku.
Setelah di ruangan TU itu aku pun mulai menanyakan banyak hal tentang fakultas yang ku tuju, mengenai cara mendaftar, biaya dan lain sebagainya. Aku diberi brosur dan dibuatkan surat keterangan tersebut kemudian diminta untuk kembali ke gedung induk untuk mendaftar. Akhirnya aku menanyakan arah untuk kembali ke gedung induk dan sampai tanpa tersesat lagi. Sesampai disana aku mulai mengikuti satu per satu prosedur pendaftarannya. Aku diminta untuk membayar biaya pendaftarannya di bank dekat kampus 1 dengan membawa map dan kembali ke kampus 1 untuk menyerahkan berkas yang ku bawa. Aku pun menuju bank tersebut dan disana sudah antrian panjang. Aku pun mengambil nomor antrian dan menunggu di depan bank tersebut. Aku mencoba berbaur dengan beberapa orang disana. Aku merasa iri karena mereka ditemani oleh orang tua mereka sedangkan aku hanya sendiri. Tapi aku berkata aku harus kuat karena itu adalah pilihanku. Beberapa saat kemudian nomor antrianku di panggil. Aku kemudian menyerahkan berkasnya dan membayar biayanya. Kemudian kembali ke kampus 1 untuk memberikan berkasnya. Aku pun diberitahu untuk jadwal tes nya.
Karena belum makan dari pagi dan saat itu sudah sore, aku memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Aku mencari tempat makan di depan kampus 1 itu. Sambil makan aku melihat-lihat sekeliling kampus tersebut, ada informasi tentang kos-kosan. Akhirnya aku mencatat dan menyimpan nomornya. Aku pun berniat untuk mencari kamar kos sendiri. Tidak lama teman laki-laki ku menelepon, dan menanyakan tempatku berada. Dia pun langsung menuju tempat aku makan dan aku menunggunya sambil makan. Setelah temanku datang dia pun marah-marah karena aku pergi tanpa memberi kabar padanya. Aku menjelaskan maksud ku karena tidak ingin merepotkannya. Dia pun mengatakan besok-besok kalau mau pergi harus menghubungi dia dulu.
Kami pun kembali ke kos nya dan makan bertiga dengan teman laki-laki ku yang lain. Setelah malam, dia mengantarku pulang ke kos yang aku tempati. Karena aku tidak ingin dia marah lagi, kemudian aku menghubunginya dan mengatakan bahwa aku akan mencari kos di dekat kampus tempat aku mendaftar tadi. Dia mengatakan bahwa ada urusan di kampus saat pagi, dan bisa menemani saat siang. Aku pun mengatakan aku akan mencari kos sendiri dahulu. Kemudian dia membalas akan menyusul saat urusannya selesai.
Keesokan harinya aku kembali ke kampus itu dengan diantar ojek online. Kemudian aku meminta tukang becak yang memberi info tentang kos-kosan disekitar sana. Aku dan pak becak pun berkeliling mengitari beberapa kos disekitar kampus. Karena belum ada kos yang sesuai dengan keinginanku, aku pun memutuskan untuk kembali ke tempat makan kemarin dan menunggu temanku. Kemudian temanku datang dan mengantar ku keliling daerah di dekat kampus tersebut. Setelah banyak kos yang ku masuki, akhirnya aku menemukan 1 kos yang sesuai keinginanku walau harganya agak mahal. Setelah tawar menawar untuk membayar selama 1 bulan dahulu, akhirnya pak kos itu menyetujui untuk aku ngekos hanya 1 bulan, dengan catatan harus memperpanjang setelah aku diterima di kampus tersebut. Aku pun mengiyakan, langsung membayar biaya 1 bulan dan langsung meminta kunci kos nya. Tanpa berlama-lama, hari itu juga aku langsung pindah ke kos baru, dan memberitahukan temanku untuk tidak khawatir denganku. Temanku mengiyakan dan mengingatkan ku untuk sering menghubunginya, kemudian dia kembali pulang ke kos nya. Aku pun menghubungi teman perempuanku dan berterima kasih karena telah mengizinkanku menempati kamar kos nya.
Akhirnya aku istirahat dengan nyaman di kos ku yang baru ^_^

Tidak ada komentar :

Posting Komentar