Kamis, 09 April 2020

Perjuangan Bersama Keluarga Baru


Saat awal mulai kuliah, orang pertama yang ku hubungi adalah temanku Ros. Kemudian aku mulai berkenalan dengan teman-teman sekelas yang lain. Awalnya aku berteman dekat hanya dengan Ros, aku sering main ke kos nya dan dia sering main ke kos ku. Walaupun jarak kos kita amatlah jauh, tapi itu tidak pernah menjadi halangan untuk kami memulai persahabatan kami. Saat pulang dari kampus kami ke salah satu kos, aku main ke kos Ros, atau Ros yang main ke kos ku. Karena jarak kos kami jauh, saat pulang ke kos masing-masing kami selalu naik ojek online walaupun berangkatnya tetap jalan kaki. Kami banyak berbagi cerita tentang masa lalu kami, tentang percintaan, curhat-curhat nggak jelas, ataupun hanya sekedar mendengar lagu atau menonton drama.
Sebenarnya selain Ros, ada 1 orang lagi yang ku perhatikan di kelas itu, dia adalah Tias. Iya, dia adalah teman sekelasku yang asal daerahnya sama denganku. Aku sering memperhatikan Tias karena dia sering sendiri di kelas, kadang hanya main hp, kadang mengobrol dengan beberapa teman di kelas, kadang pergi kemana-mana sendiri. Karena itulah aku mendekati dia dan mencoba mulai berteman dekat dengannya. Selang beberapa minggu aku mulai dekat dengan Ros dan Tias. Karena kos nya mahal Ros pun mencari-cari kos kosan lain dan akhirnya pindah ke kos Tias karena saat itu ada kamar kosong.
Saat Ros pindah aku pun membantu memindahkan barang-barangnya yang sangat banyak. Kami memakai motor salah satu teman Ros untuk memindahkan barang, mungkin 4 sampai 5 kali bolak balik kos lama ke kos baru nya. Dan saat menyusun barang pun aku juga ikut membantunya. Akhirnya Ros satu kos dengan Tias, dan kos nya lebih dekat dengan kampus. Dan karena dekat aku dan Ros lebih sering main bersama, dan saat itu aku masih belum terlalu dekat dengan Tias.
Walaupun umur kami berbeda, Ros 1 tahun lebih tua di atas ku dan Tias 2 tahun lebih muda dibawahku, kami saling memanggil dengan nama panggilan masing-masing, tidak memakai kakak ataupun mbak, dan aku sangat senang karena ada beberapa temanku yang memanggilku tetap dengan nama ku, walaupun beberapa memanggilku dengan sebutan mbak. Ros biasanya berangkat ke kampus bersama Tias, sedangkan aku jalan sendirian. Tapi sesampainya di kampus kami mengobrol bersama dan sering duduk berdekatan. Sejak saat itu kami mulai dekat dan menjadi sahabat bertiga.
Hingga suatu hari Ros pernah tidak masuk kuliah karena sakit, dan saat itu hujan lebat. Ros nge-WA aku dan Tias, aku lupa kalimatnya bagaimana, rasanya seperti seorang ibu yang khawatir dengan anak-anaknya, aku dan Tias pun membalas memanggil Ros dengan sebutan mama, aku sebagai kakak dan Tias sebagai adek. Sejak saat itu kami tidak pernah memanggil nama jika kami hanya bertiga, panggilan baru kami adalah Mama (Ros), Kakak (aku) dan Adek (Tias) (akhirnya aku menemukan keluarga baru ku T_T). Kami pun sering makan bareng bertiga, walau jarak tempat makannya jauh tapi kami masih menempuhnya dengan berjalan kaki, kami pergi ke mall bareng dengan Bus Trans Solo, dan saat kami punya waktu kadang kami berwisata bertiga, aku meminjam motor adek kos ku sedangkan Ros meminjam motor temannya, dan kami berangkat bertiga. Kami juga sering mengobrol, bercerita tentang berbagai hal, saling membantu dalam banyak hal, kadang kami saling video call dan kami jadi semakin tahu dengan kebiasaan-kebiasaan kami.
Waktu berjalan dengan cepat dan persahabatan kami semakin lama semakin erat. Saat liburan semester, aku dan Tias pulang ke kampung halaman bersama (akhinya ada teman pulang T_T ), dan Ros tidak pulang karena ongkosnya terlalu mahal. Walau jarak kami jauh tetapi kami masih tetap menjaga komunikasi. Saling chat hingga kami membuat group WA yang anggotanya hanya kami bertiga.
Waktu kami lalui dengan penuh kenangan. Dan saat semester 2 aku membeli motor di Solo, sehingga saat ke kampus aku memakai motor, dan saat pergi ke tempat yang ingin di tuju aku pergi bersama Tias atau bersama Ros, karena tidak mungkin boncengan 3 kan, hahaha. Saat semester 3 aku pindah ke kos baru di samping kos Tias dan Ros dan mereka senantiasa membantuku saat pindah kos kosan. Saat bulan Ramadhan kami sering saling menunggu agar bisa ke masjid bersama, walaupun kadang aku pergi duluan atau mereka pergi duluan. Kadang kami memberitahukan apa yang sedang kami kerjakan, kami sering menonton film bareng, dan karena aku dan mereka bersebelahan kos kosan kadang mereka memanggilku dari lantai atas kos mereka dan aku dengan senangnya akan muncul di depan pintu kamarku untuk melihat mereka.
Aku dan Tias sering memakai baju yang warnanya hampir sama walaupun kami tidak janjian, kami punya jadwal kegiatan yang sama dan kami paling heboh kalau hari itu waktunya mencuci pakaian, kami akan saling mengabari kalau ada gerimis atau hujan, dan jika pakaian Tias terlihat akan jatuh aku akan langsung nge-WA Tias, memberitahukan kalau pakaiannya akan bunuh diri, dan Tias akan berlari ke atas untuk menyelamatkan pakaiannya atau kadang dia membiarkannya, hahaha.
Semester 3 adalah semester yang sangat sibuk karena itu saat menyusun skripsi. Kami lebih sering ke perpustakaan, mendiskusikan jalan keluar dari setiap masalah kami, aku lebih sering menginap di tempat Ros karena ada hari-hari yang membuatku tidak betah tidur di kamarku sendirian dan Ros selalu memaklumi itu, aku menginap hampir seminggu sekali. Beruntung aku punya motor, kadang aku bisa meminjamkan motorku kepada mereka jika mereka membutuhkan. Kami selalu saling menanyakan apa yang bisa kami bantu walaupun saat itu kami sama-sama sibuk dan kami selalu meluangkan waktu untuk saling membantu.
Saat menyusun skripsi kami berpisah tempat penelitian, aku penelitian di Rumah Sakit Jiwa, Ros penelitian di desa sedangkan Tias penelitian di beberapa rumah sakit. Kadang aku menemani Ros dan terkadang aku menemani Tias untuk mengambil data penelitiannya atau mengurus surat yang diperlukan. Ros orangnya lebih terbuka untuk masalah apapun dan Tias orangnya mandiri dan sangat jarang meminta bantuan, makanya saat Tias meminta bantuan atau meminta saran dengan sangat senang hati aku akan berusaha semampuku untuk membantunya karena itu jarang terjadi, berbeda dengan Ros yang banyak hal kami lakukan bersama.
Saat proses penyusunan skripsi aku ditunjuk sebagai koordinator skripsi online dan koordinator skripsi yang keduanya berurusan dengan dosen berbeda, aku harus lebih memahami dan harus sabar mengkoordinir dan membantu semua teman sekelasku, Tias selalu direpotkan dengan dosen pembimbingnya dan teman sepembimbingnya, sedangkan Ros sering pesimis dengan skripsinya maupun dosen pembimbingnya dan kami sering memotivasi dia agar cepat menyelesaikan skripsinya. Kami selalu saling membantu untuk persiapan ujian proposal maupun ujian pendadaran, dan kami tidak pernah meninggalkan satu sama lain ditengah kesibukan kami masing-masing. Memperjuangkan Skripsi sebagai tugas akhir bukanlah hal yang mudah, di samping skripsi kami juga masih ada beberapa mata kuliah yang masih harus ditempuh di semester itu.
Berkat perjuangan yang mengorbankan tenaga dan waktu untuk istirahat dan kami jadi jarang refreshing, akhirnya perjuangan kami selesai dengan baik. Walaupun skripsi kami selesai, aku dan Tias masih mempunyai tanggungan yang berat. Aku masih harus terus mengkoordinir dan membantu teman-teman sekelasku untuk menyelesaikan skripsi mereka sedangkan Tias masih dipusingkan dengan dosen nya yang meminta untuk mengupload skripsinya secara internasional dan teman sepembimbingnya yang selalu khawatir karena judul skripsi mereka hampir sama, sedangkan Ros terancam skripsinya tidak selesai-selesai karena beberapa hal sampai kami ikut turun tangan untuk menyelesaikan skripsi Ros.
Semester 3 merupakan ujian terberat bagi kami maupun persahabatan kami. Di semester itu kami merasa benar-benar di uji. Tapi untungnya kami saling menguatkan dan menyelesaikan semua masalah kami. Begitupun persahabatan kami yang tidak hancur dan tetap erat, saling membantu dan semakin menguat seiring berjalannya waktu. Setelah perjuangan yang berat akhirnya aku dan Tias wisuda di periode yang sama, sedangkan Ros wisuda di periode selanjutnya.
Sebenarnya ada 2 orang lagi yang dekat dengan kami, berbeda dengan Ros dan Tias yang ku anggap keluarga, 2 orang lainnya ku anggap sebagai sahabat. Kami pernah berwisata berlima ke Yogyakarta, kami mengunjungi beberapa tempat dalam sehari dan akhirnya pulang ke Solo sampai tengah malam. Dan perjalanan kami sangat menyenangkan.
Bagaimana dengan momen-momen penting? Ya, setiap ada diantara kami yang berulang tahun kami selalu menyiapkan surprise dan kado. Kami berempat pernah merayakan ulang tahun Tias yang ke 22 dan surprisenya gagal gara-gara kekonyolan salah satu sahabatku, padahal kami sudah menyiapkan surprise nya dengan sangat hati-hati. Dan di ulang tahun lainnya kami merayakan hanya bertiga dengan surprise yang lebih sukses, hehehe
Teman lainnya? Tentu saja kami juga berteman dekat dengan beberapa teman di kelas. Kadang aku dan Tias bersama teman yang lain pernah ikut Car Free Day yang saat itu Ros sedang tidak ikut. Salah satu dari kami kadang bermain di kos teman kami yang lain walau hanya untuk bercerita sebentar. Aku ingat saat awal semester 1, aku pernah berteman dengan beberapa teman sekelasku selain Ros dan Tias, saat pulang ke kos aku selalu diantar oleh mereka, pernah satu kali aku diantar ke kos ku oleh salah satu teman ku, dan saat sampai aku langsung masuk kos tanpa mengucapkan terima kasih, saat tersadar belum mengucapkan terima kasih dengan cepat aku langsung keluar kos lagi ternyata teman yang mengantarku sudah pergi jauh. Dia saat itu jarang berteman lagi dengan aku dan Ros, dan setelah lulus dia mengatakan menyesal karena menjauhi kami berdua dan meminta maaf. Terkadang juga ada teman kami yang main ke kos kami beberapa kali.
Gebetan selama kuliah? Aku selalu menjaga jarak dengan teman kuliahku selama aku di Solo, karena saat itu belum lama aku putus hubungan dari mantan pacarku jadi aku belum mau memulai hubungan baru dan karena banyak dari mereka yang umurnya lebih muda dari umurku. Yang ku tau Ros juga tidak punya gebetan selama kuliah, mungkin karena kami lebih sering bersama. Sedangkan Tias punya beberapa gosip, aku dan Ros selalu menanyakan kebenaran gosip yang beredar tentang dia dan teman laki-laki yang ada di kelas, dan ternyata dia juga tidak punya gebetan, hanya saja banyak yang suka dengan dia.
Marahan? Tentu saja kami pernah marahan atau saling mendiamkan, tapi kami selalu berbaikan dengan cepat (tidak sampai 3 hari) dan jadi lebih akrab.
Itulah kisahku selama masa memperjuangkan untuk meraih gelar sarjana. Sampai jumpa di kisah selanjutnya ^_^

Tidak ada komentar :

Posting Komentar