Saat akan berjuang untuk gelar sarjana, untuk pertama
kalinya aku menginjakkan kaki ke sebuah tempat yang belum pernah ku datangi.
Aku menemukan tempat yang ku pikir akan merasa nyaman disana. Sebuah kos-kosan
dengan kamar yang berukuran lumayan besar untuk ku tinggali sendiri. Kos nya
berbentuk rumah dengan beberapa kamar di dalamnya. Saat itu aku belum mengenal
siapapun disana dan aku harus menunggu waktu test untuk bisa masuk ke kampus
yang ku tuju.
Saat pertama pindah ke kos itu, aku diperkenalkan oleh
pemilik kos kepada beberapa anak kos yang ada disana, salah satunya ternyata
calon kakak tingkatku, dia juga kuliah mengambil kelas transfer keperawatan.
Saat aku baru mendaftar, dia akan memasuki semester 3. Aku sangat senang saat
itu karena kamarnya tidak berjauhan dari kamarku. Tapi, karena itu semester
akhir, dia jadi sibuk dan sering ke kampus. Selain dia, aku tidak mengenal
siapapun lagi disana.
Untuk memenuhi kebutuhanku, aku tidak mungkin hanya di
dalam kamar tanpa mencari apa yang kubutuhkan. Akhirnya aku memutuskan untuk
berkeliling agar lebih mengenal daerah tersebut. Itu pertama kalinya aku keluar
kos tanpa tau arah dan tujuan. Saat keluar dari pagar kos, aku langsung bingung
harus berjalan ke arah mana, karena aku buta arah. Akhirnya aku memutuskan
untuk memilih jalan sebelah kiri, sesampainya di gang berikutnya aku pun
bingung lagi memilih jalan, akhirnya aku memilih jalan sebelah kiri lagi, ke
kiri lagi dan akhirnya munculnya di gerbang kos ku. Aku merasa pernah melewati
jalan itu dan ternyata jalannya membentuk persegi dan aku hanya berputar di
sekitar kos ku. Akhirnya aku mengandalkan mbah google dengan memakai maps untuk
mencari tempat-tempat yang ingin ku kunjungi. Akhirnya aku sampai ke tempat
pertama yang letaknya di depan kampus 2. Karena sudah sore dan takut tersesat
lagi aku pun memutuskan untuk menggunakan jasa ojek online untuk mengantarku ke
kos ku.
Hari-hariku berlalu seperti itu, kemana-mana aku selalu
sendiri, selalu tersesat, hanya mengenal antara kampus 1 dan depan kampus 2,
dan membosankan menurutku karena aku belum mempunyai teman disana. Untuk
mengisi waktu luang aku hanya menonton drama, video call dengan
sahabat-sahabatku, kadang mengobrol ke kamar kakak tingkatku jika dia sedang
ada di kos nya, sampai akhirnya tibalah harinya untuk tes tertulis. Saat tes
tertulis aku pun hanya datang ke kampus bersama kakak tingkatku karena saat itu
dia juga ingin ke kampus, dia menunjukkan jalan pintas agar aku bisa sampai ke
kampus lebih cepat. Setelah itu aku mengikuti ujian tertulis dan langsung
pulang.
Beberapa hari kemudian hasil test tertulisnya pun
diumumkan, dan aku lulus tes tertulis. Aku sangat senang sampai-sampai saat di
kos aku langsung menemui kakak tingkatku dan mengatakan aku lulus tes tertulis
dengan wajah gembiraku, tanpa sadar disana ada teman kakak tingkatku, dan aku
merasa malu dan berpamitan untuk langsung ke kamarku. Aku pun menunggu tes
selanjutnya, yaitu tes BTA (Baca Tulis Al-Quran).
Sampailah pada hari H tes BTA, dan seperti biasa aku
berjalan sendirian. Saat di pinggir jalan tepatnya di bawah pohon depan kampus
1 ada seseorang yang memanggilku dan mendekatiku, dia mengatakan pernah duduk
berdekatan denganku saat tes tertulis, dan dia mengajakku untuk berangkat
bareng. Kami pun mulai berkenalan, sebut saja namanya Ros, dan dia adalah salah satu orang yang nantinya akan menjadi
sahabatku disana. Setelah masuk gerbang kami pun mulai berkenalan dengan teman
yang lainnya yang sama-sama akan mengikuti tes BTA. Saat itu aku berkenalan
dengan teman-teman dari berbagai daerah. Aku berkenalan dengan seorang temen
perempuan, dia memakai kacamata, dan menurutku dia cantik. Aku pun mengatakan
tempat asalku, dan dia mengatakan ada seseorang dengan tempat asal sama
denganku. Dia pun memperkenalkan aku dengan seseorang yang tempat asalnya sama
denganku, sebut saja namanya Tias,
mereka juga katanya kenal saat tes tertulis. Saat itu pun aku berpikir, Tias
itu orangnya cantik, ramah, sepertinya dia anak pintar, dan sepertinya walaupun
dari daerah yang sama kami tidak akan menjadi dekat, karena mungkin dia sudah
membentuk gank dengan orang yang memperkenalkan aku dengan dia. Dan ternyata
dia adalah orang yang nantinya akan menjadi sahabat dekatku juga.
Kami pun mencari ruangan untuk tes BTA dan akhirnya
ketemu. Sambil menunggu giliran masuk aku mengobrol dengan temanku yang bernama
Ros tadi. Yang masuk ke ruangan itu hanya 5 orang secara bergantian. Saat
giliranku tiba aku pun masuk ke ruangan bersama 4 teman lainnya. Saat di dalam
ruangan sambil menunggu giliran aku pun berkenalan dengan mereka, salah satu
nya bernama Dilla, dia memakai kontak
lens warna hitam kelam, aku pun hanya terfokus ke matanya karena aku jarang
melihat orang memakai kontak lens warna itu. Kami pun membahas cara mengaji dan
sholat yang akan di tes karena mungkin aliran kami berbeda jadi bacaannya juga
ada yang sedikit berbeda, dan dia menanyakan padaku bacaan yang akan aku pakai.
Akhirnya giliran kami tiba dan kami melewati tes dengan baik kemudian keluar
ruangan. Sesampainya di luar ruangan aku pun yang tadinya gugup setengah mati
menjadi lebih tenang. Sebelum pulang aku meminta nomor Ros untuk bisa ku
hubungi lagi, dan selanjutnya kami masih harus mengikuti tes wawancara. Aku
sangat senang karena sudah mempunyai teman disana.
Selanjutnya tes wawancara, aku sudah tidak sendiri lagi
di kampus itu karena aku sudah berteman dengan Ros. Maklum saja karena aku
introvert dan susah bergaul dengan orang baru. Setelah tes wawancara, beberapa hari
kemudian diumumkan bahwa kami lulus dan mulai bisa masuk semester 1 dengan
tanggal yang sudah ditentukan. Sambil menunggu waktu untuk membayar biaya
kuliah, tiba juga waktunya untuk memasuki bulan Ramadhan. Dan saat itu aku
sudah mengenal beberapa orang di kos, dan aku meminta mereka untuk mengajakku
jika ingin pergi ke masjid. Setelah beberapa hari, aku membayar biaya kuliah
dan pulang sendirian ke tempat asalku untuk sementara.
Akhirnya di negeri yang asing itu aku mulai mempunyai
teman baru, Ros dan beberapa teman kos ku. Dan setelah itu, kisah baru ku akan
dimulai.
Oh iya, sebenarnya nama yang ku pakai bukan nama
panggilan mereka, tapi masih dalam suku kata nama mereka, jadi hanya orang yang
mengenal moon yang akan tau identitas mereka ^_^
Tidak ada komentar :
Posting Komentar