Saat awal mulai kuliah, orang pertama yang ku hubungi
adalah temanku Ros. Kemudian aku mulai berkenalan dengan teman-teman sekelas
yang lain. Awalnya aku berteman dekat hanya dengan Ros, aku sering main ke kos
nya dan dia sering main ke kos ku. Walaupun jarak kos kita amatlah jauh, tapi
itu tidak pernah menjadi halangan untuk kami memulai persahabatan kami. Saat
pulang dari kampus kami ke salah satu kos, aku main ke kos Ros, atau Ros yang
main ke kos ku. Karena jarak kos kami jauh, saat pulang ke kos masing-masing
kami selalu naik ojek online walaupun berangkatnya tetap jalan kaki. Kami
banyak berbagi cerita tentang masa lalu kami, tentang percintaan, curhat-curhat
nggak jelas, ataupun hanya sekedar mendengar lagu atau menonton drama.
Sebenarnya selain Ros, ada 1 orang lagi yang ku
perhatikan di kelas itu, dia adalah Tias. Iya, dia adalah teman sekelasku yang
asal daerahnya sama denganku. Aku sering memperhatikan Tias karena dia sering
sendiri di kelas, kadang hanya main hp, kadang mengobrol dengan beberapa teman
di kelas, kadang pergi kemana-mana sendiri. Karena itulah aku mendekati dia dan
mencoba mulai berteman dekat dengannya. Selang beberapa minggu aku mulai dekat
dengan Ros dan Tias. Karena kos nya mahal Ros pun mencari-cari kos kosan lain
dan akhirnya pindah ke kos Tias karena saat itu ada kamar kosong.
Saat Ros pindah aku pun membantu memindahkan
barang-barangnya yang sangat banyak. Kami memakai motor salah satu teman Ros untuk
memindahkan barang, mungkin 4 sampai 5 kali bolak balik kos lama ke kos baru
nya. Dan saat menyusun barang pun aku juga ikut membantunya. Akhirnya Ros satu
kos dengan Tias, dan kos nya lebih dekat dengan kampus. Dan karena dekat aku
dan Ros lebih sering main bersama, dan saat itu aku masih belum terlalu dekat
dengan Tias.
Walaupun umur kami berbeda, Ros 1 tahun lebih tua di atas
ku dan Tias 2 tahun lebih muda dibawahku, kami saling memanggil dengan nama
panggilan masing-masing, tidak memakai kakak ataupun mbak, dan aku sangat
senang karena ada beberapa temanku yang memanggilku tetap dengan nama ku,
walaupun beberapa memanggilku dengan sebutan mbak. Ros biasanya berangkat ke
kampus bersama Tias, sedangkan aku jalan sendirian. Tapi sesampainya di kampus
kami mengobrol bersama dan sering duduk berdekatan. Sejak saat itu kami mulai
dekat dan menjadi sahabat bertiga.
Hingga suatu hari Ros pernah tidak masuk kuliah karena
sakit, dan saat itu hujan lebat. Ros nge-WA aku dan Tias, aku lupa kalimatnya
bagaimana, rasanya seperti seorang ibu yang khawatir dengan anak-anaknya, aku
dan Tias pun membalas memanggil Ros dengan sebutan mama, aku sebagai kakak dan
Tias sebagai adek. Sejak saat itu kami tidak pernah memanggil nama jika kami
hanya bertiga, panggilan baru kami adalah Mama (Ros), Kakak (aku) dan Adek
(Tias) (akhirnya aku menemukan keluarga baru ku T_T). Kami pun sering makan
bareng bertiga, walau jarak tempat makannya jauh tapi kami masih menempuhnya
dengan berjalan kaki, kami pergi ke mall bareng dengan Bus Trans Solo, dan saat
kami punya waktu kadang kami berwisata bertiga, aku meminjam motor adek kos ku
sedangkan Ros meminjam motor temannya, dan kami berangkat bertiga. Kami juga
sering mengobrol, bercerita tentang berbagai hal, saling membantu dalam banyak
hal, kadang kami saling video call dan kami jadi semakin tahu dengan kebiasaan-kebiasaan
kami.
Waktu berjalan dengan cepat dan persahabatan kami semakin
lama semakin erat. Saat liburan semester, aku dan Tias pulang ke kampung
halaman bersama (akhinya ada teman pulang T_T ), dan Ros tidak pulang karena
ongkosnya terlalu mahal. Walau jarak kami jauh tetapi kami masih tetap menjaga
komunikasi. Saling chat hingga kami membuat group WA yang anggotanya hanya kami
bertiga.
Waktu kami lalui dengan penuh kenangan. Dan saat semester
2 aku membeli motor di Solo, sehingga saat ke kampus aku memakai motor, dan
saat pergi ke tempat yang ingin di tuju aku pergi bersama Tias atau bersama
Ros, karena tidak mungkin boncengan 3 kan, hahaha. Saat semester 3 aku pindah
ke kos baru di samping kos Tias dan Ros dan mereka senantiasa membantuku saat
pindah kos kosan. Saat bulan Ramadhan kami sering saling menunggu agar bisa ke
masjid bersama, walaupun kadang aku pergi duluan atau mereka pergi duluan.
Kadang kami memberitahukan apa yang sedang kami kerjakan, kami sering menonton
film bareng, dan karena aku dan mereka bersebelahan kos kosan kadang mereka
memanggilku dari lantai atas kos mereka dan aku dengan senangnya akan muncul di
depan pintu kamarku untuk melihat mereka.
Aku dan Tias sering memakai baju yang warnanya hampir
sama walaupun kami tidak janjian, kami punya jadwal kegiatan yang sama dan kami
paling heboh kalau hari itu waktunya mencuci pakaian, kami akan saling
mengabari kalau ada gerimis atau hujan, dan jika pakaian Tias terlihat akan
jatuh aku akan langsung nge-WA Tias, memberitahukan kalau pakaiannya akan bunuh
diri, dan Tias akan berlari ke atas untuk menyelamatkan pakaiannya atau kadang
dia membiarkannya, hahaha.
Semester 3 adalah semester yang sangat sibuk karena itu
saat menyusun skripsi. Kami lebih sering ke perpustakaan, mendiskusikan jalan
keluar dari setiap masalah kami, aku lebih sering menginap di tempat Ros karena
ada hari-hari yang membuatku tidak betah tidur di kamarku sendirian dan Ros
selalu memaklumi itu, aku menginap hampir seminggu sekali. Beruntung aku punya
motor, kadang aku bisa meminjamkan motorku kepada mereka jika mereka
membutuhkan. Kami selalu saling menanyakan apa yang bisa kami bantu walaupun
saat itu kami sama-sama sibuk dan kami selalu meluangkan waktu untuk saling
membantu.
Saat menyusun skripsi kami berpisah tempat penelitian,
aku penelitian di Rumah Sakit Jiwa, Ros penelitian di desa sedangkan Tias
penelitian di beberapa rumah sakit. Kadang aku menemani Ros dan terkadang aku
menemani Tias untuk mengambil data penelitiannya atau mengurus surat yang
diperlukan. Ros orangnya lebih terbuka untuk masalah apapun dan Tias orangnya
mandiri dan sangat jarang meminta bantuan, makanya saat Tias meminta bantuan atau
meminta saran dengan sangat senang hati aku akan berusaha semampuku untuk
membantunya karena itu jarang terjadi, berbeda dengan Ros yang banyak hal kami
lakukan bersama.
Saat proses penyusunan skripsi aku ditunjuk sebagai
koordinator skripsi online dan koordinator skripsi yang keduanya berurusan
dengan dosen berbeda, aku harus lebih memahami dan harus sabar mengkoordinir
dan membantu semua teman sekelasku, Tias selalu direpotkan dengan dosen
pembimbingnya dan teman sepembimbingnya, sedangkan Ros sering pesimis dengan
skripsinya maupun dosen pembimbingnya dan kami sering memotivasi dia agar cepat
menyelesaikan skripsinya. Kami selalu saling membantu untuk persiapan ujian proposal
maupun ujian pendadaran, dan kami tidak pernah meninggalkan satu sama lain ditengah
kesibukan kami masing-masing. Memperjuangkan Skripsi sebagai tugas akhir
bukanlah hal yang mudah, di samping skripsi kami juga masih ada beberapa mata
kuliah yang masih harus ditempuh di semester itu.
Berkat perjuangan yang mengorbankan tenaga dan waktu
untuk istirahat dan kami jadi jarang refreshing, akhirnya perjuangan kami
selesai dengan baik. Walaupun skripsi kami selesai, aku dan Tias masih
mempunyai tanggungan yang berat. Aku masih harus terus mengkoordinir dan
membantu teman-teman sekelasku untuk menyelesaikan skripsi mereka sedangkan
Tias masih dipusingkan dengan dosen nya yang meminta untuk mengupload
skripsinya secara internasional dan teman sepembimbingnya yang selalu khawatir
karena judul skripsi mereka hampir sama, sedangkan Ros terancam skripsinya
tidak selesai-selesai karena beberapa hal sampai kami ikut turun tangan untuk
menyelesaikan skripsi Ros.
Semester 3 merupakan ujian terberat bagi kami maupun
persahabatan kami. Di semester itu kami merasa benar-benar di uji. Tapi untungnya
kami saling menguatkan dan menyelesaikan semua masalah kami. Begitupun
persahabatan kami yang tidak hancur dan tetap erat, saling membantu dan semakin
menguat seiring berjalannya waktu. Setelah perjuangan yang berat akhirnya aku
dan Tias wisuda di periode yang sama, sedangkan Ros wisuda di periode
selanjutnya.
Sebenarnya ada 2 orang lagi yang dekat dengan kami,
berbeda dengan Ros dan Tias yang ku anggap keluarga, 2 orang lainnya ku anggap
sebagai sahabat. Kami pernah berwisata berlima ke Yogyakarta, kami mengunjungi
beberapa tempat dalam sehari dan akhirnya pulang ke Solo sampai tengah malam.
Dan perjalanan kami sangat menyenangkan.
Bagaimana dengan momen-momen penting? Ya, setiap ada diantara
kami yang berulang tahun kami selalu menyiapkan surprise dan kado. Kami
berempat pernah merayakan ulang tahun Tias yang ke 22 dan surprisenya gagal
gara-gara kekonyolan salah satu sahabatku, padahal kami sudah menyiapkan
surprise nya dengan sangat hati-hati. Dan di ulang tahun lainnya kami merayakan
hanya bertiga dengan surprise yang lebih sukses, hehehe
Teman lainnya? Tentu saja kami juga berteman dekat dengan
beberapa teman di kelas. Kadang aku dan Tias bersama teman yang lain pernah
ikut Car Free Day yang saat itu Ros
sedang tidak ikut. Salah satu dari kami kadang bermain di kos teman kami yang
lain walau hanya untuk bercerita sebentar. Aku ingat saat awal semester 1, aku
pernah berteman dengan beberapa teman sekelasku selain Ros dan Tias, saat pulang
ke kos aku selalu diantar oleh mereka, pernah satu kali aku diantar ke kos ku
oleh salah satu teman ku, dan saat sampai aku langsung masuk kos tanpa
mengucapkan terima kasih, saat tersadar belum mengucapkan terima kasih dengan
cepat aku langsung keluar kos lagi ternyata teman yang mengantarku sudah pergi
jauh. Dia saat itu jarang berteman lagi dengan aku dan Ros, dan setelah lulus dia
mengatakan menyesal karena menjauhi kami berdua dan meminta maaf. Terkadang
juga ada teman kami yang main ke kos kami beberapa kali.
Gebetan selama kuliah? Aku selalu menjaga jarak dengan
teman kuliahku selama aku di Solo, karena saat itu belum lama aku putus
hubungan dari mantan pacarku jadi aku belum mau memulai hubungan baru dan
karena banyak dari mereka yang umurnya lebih muda dari umurku. Yang ku tau Ros
juga tidak punya gebetan selama kuliah, mungkin karena kami lebih sering
bersama. Sedangkan Tias punya beberapa gosip, aku dan Ros selalu menanyakan
kebenaran gosip yang beredar tentang dia dan teman laki-laki yang ada di kelas,
dan ternyata dia juga tidak punya gebetan, hanya saja banyak yang suka dengan
dia.
Marahan? Tentu saja kami pernah marahan atau saling
mendiamkan, tapi kami selalu berbaikan dengan cepat (tidak sampai 3 hari) dan
jadi lebih akrab.
Itulah kisahku selama masa memperjuangkan untuk meraih
gelar sarjana. Sampai jumpa di kisah selanjutnya ^_^