Home

Minggu, 14 Mei 2017

Bintang Jatuh


Gadis kecil itu hidup sebatang kara. Ayah ibunya telah meninggal. Ia tak memiliki rumah untuk ia tinggali, juga pakaian untuk mengganti baju yang ia kenakan. Bahkan di tangannya hanya ada sepotong roti pemberian seorang dermawan.  Ia, gadis yang baik dan alim, maka ia percaya bahwa Yang maha Kuasa selalu menjaganya.
Di persimpangan jalan, Ia bertemu dengan seorang kakek yang tampak kelaparan. “Berilah aku sedikit makanan! Aku belum makan sejak tiga hari yang lalu,” katanya mengiba. Gadis kecil itu memberikan seluruh rotinya. “Makanlah yang kenyang!” kata Gadis kecil itu sambil berlalu.
Seorang anak perempuan kecil bermata besar menatapnya.  “Kepalaku dingin sekali,” ucapnya. “Maukah kau berikan aku sesuatu untuk menutupinya?” Gadis kecil itu tanpa berpikir panjang menyerahkan topi lusuh yang dipakainya. Ia memandang anak perempuan kecil itu yang berlari meninggalkannya.
Tak lama kemudian, ia melihat seorang anak yang hampir membeku karena tak memiliki baju hangat, maka ia memberikan satu-satunya jaket yang ia pakai. Sepatunya pun, diberikannya pada seorang anak yang kakinya sudah membiru saking kedinginannya. Hari hampir gelap ketika ia sampai di pinggir hutan dan seorang anak meminta baju yang ia pakai. “Hari sudah gelap, lagi pula di hutan tidak akan ada yang melihatku,” pikirnya. Tanpa ragu ia membuka baju dan memberikannya.
Berdirilah ia di dalam hutan, tanpa pakaian selembar pun. Tapi hatinya tetap bahagia dengan semua yang telah ia berikan. Tiba-tiba dari atas langit malam, berjatuhanlah bintang-bintang. Semuanya jatuh di dekat kaki si gadis kecil. Saat ia memungutnya, benda-benda yang bersinar itu tiada lain adalah kepingan uang emas. Tubuhnya pun tidak lagi telanjang. Sehelai pakaian indah terbuat dari sutra melekat di tubuhnya. Ia tahu, Yang Maha Kuasa telah memberikan pertolongan padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar