Home

Sabtu, 29 Oktober 2016

Subtitle Indonesia AKB48 Team B 3rd Stage – Pajama Drive

Moon akan berbagi subtitle lagi, moon ingatkan lagi ya, karena semua koleksi moon resolusinya rata-rata 480p jadi sesuaikan aja ya bagi yang mau download,,
Hasil gambar untuk cover album akb48 stage team b stage 3 Hasil gambar untuk cover album akb48 stage team b stage 3
Kali ini moon berbagi subtitle stage dari generasi ketiga yang membentuk Team B yang dilambangkan dengan warna biru dan dengan image sebagai team yang memiliki karakter cute, imut, cantik dan fresh.
Stage ini adalah stage ketiga Team B dengan nama stage “Pajama Drive”. Pertunjukan pertama stage ini dimulai dari 01.03.2008 sampai 01.02.2009 di Stage AKB48 yang terletak di Akihabara. Stage “Pajama Drive” merupakan stage ketiga sekaligus stage original milik Team B yang pertama, setelah debut mereka dengan stage “Seishun Girls” pada 08.04.2007.
Saat stage “Pajama Drive”, member team B masih terdiri dari member generasi ketiga yang masih nampak muda dan fresh. Lagu yang terdapat di stage ini yang berjudul “Shonichi” adalah lagu yang dibuat untuk generasi selanjutnya agar semangat dan selalu berusaha agar bisa seperti senior mereka alias generasi satu dan dua. Dan untuk pertama kalinya dibuat lagu sebagai perkenalan member satu per satu yang berjudul “Wasshoi B!”. Team A pernah menyanyikan lagu ini dengan mengganti judulnya dengan “Happy A!”, sedangkan Team K mengganti judulnya dengan “Bacchikoi K”.

Untuk mendownload subtitle AKB48 Team B 3rd Stage – Pajama Drive ini silahkan dengan mengklik download di bawah ini.



Mohon jangan mengatasnamakan atau mengganti nama hak ciptanya ya, karena moon susah bikin subtitlenya, jadi mohon hargai hasil kerja keras moon ya ^_^ arigatou...

Kamis, 27 Oktober 2016

Tak Ingin Kehilangan Teman

Suatu malam, Pangeran mengadakan sebuah pesta besar. Semua sahabat dekat diundangnya. Ruang istana yang luas itu meriah dengan tawa canda para tamu. Menjelang tengah malam, sang Pangeran merogoh sakunya. Ia hendak mengambil jam sakunya. Ini merupakan tanda bagi para tamu untuk pulang. Namun ia sangat kaget karena jamnya tak ada di dalam sakunya. Akhirnya ia teringat bahwa jam itu tidak dibawanya masuk ke ruang pesta. Jam itu tertinggal di meja di kamar hias. Namun ketika dicari, di tempat itu pun tak ada.
“Hanya ada satu kemungkinan,” kata Pangeran di dalam hati, “Jam itu pasti dicuri orang pada saat pesta berlangsung. Dan orang itu pasti salah satu dari para tamuku ini!” Pangeran memberitahukan hal ini kepada beberapa sahabat dekatnya.
Para tamu melihat perubahan air muka Pangeran. Berita hilangnya jam itu segera tersebar ke seluruh ruangan. Para tamu terdiam. Menunggu tindakan Sang Pangeran. Akhirnya salah seorang tamu mengusulkan, “Tuanku, kami sebagai tamu merasa tidak enak hati. Sebaiknya untuk sementara kita tutup semua pintu. Lalu geledahlah kami satu persatu. Tentu jam tuanku yang sangat langka itu akan bisa ditemukan!”
Sang Pangeran tercenung. Kemudian dengan menyungging senyum ia berkata, “Usulmu sangat bagus, sahabat! Dengan cara itu aku pasti akan memperoleh kembali jamku. Tapi, dengan begitu berarti aku akan kehilangan salah seorang sahabatku. Perlu kuberitahukan, setiap pukul dua belas, jamku akan berbunyi lembut. Bunyi itu bisa terdengar orang lain di sekitarnya. Sekarang kukira sudah hampir pukul dua belas malam. Sebentar lagi jam itu akan berbunyi. Sebaiknya kalian semua segera pulang. Agar pencurinya tidak ketahuan.”
Satu demi satu tamu-tamu keluar dari ruangan. Pangeran pun tinggal sendiri duduk di ruangan itu. Namun tak lama kemudian pintu diketuk orang. Salah seorang sahabatnya, yakni seorang dari tamunya tadi masuk. Tiba-tiba ia bersimpuh di hadapan Sang Pangeran. “Maafkan hamba, Pangeran! Hambalah yang mencuri jam Tuanku. Hamba memang tak pantas menjadi sahabat Pangeran yang sangat berbudi. Hamba menyerahkan diri untuk mendapatkan hukuman dari Tuan,” demikian sahabat itu bersujud sambil menyerahkan jam itu kembali. “Berdirilah, sahabat!” kata Pangeran sambil menarik sahabatnya berdiri.“Aku berterima kasih engkau mengembalikan jam ini. Betapa pun berharga jam ini, tentu lebih berharga persahabatan kita!”

“Tapi aku tak berani lagi menghadap Pangeran sebagai sahabat!” “Jangan sampai persahabatan kita putus. Sebab bila demikian, maka sahabat yang lain tentu akan tahu, kalau kaulah yang pernah mengambil jam itu.” “Wahai Tuanku! Betapa mulia budimu. Terima kasih…”

Kamis, 20 Oktober 2016

Gadis Bergigi Emas

Dahulu kala, hiduplah seorang gadis yang cantik. Ia mempunyai gigi emas sejak lahir. Karena itulah ia dinamai Gimas. Ayah Gimas telah tiada, demikian pula ibunya. Sebelum ibu Gimas meninggal, ia berpesan agas Gimas menikah dengan pria bergigi emas juga.
Gimas sangat patuh pada pesan almarhum ibunya. Banyak pemuda melamarnya. Namun ia selalu menolaknya. Karena di antara mereka tak ada yang bergigi emas. Pada suatu hari Gimas memutuskan untuk meninggalkan desanya. “Ah,aku hendak bekerja di istana raja saja”.
Pagi-pagi sekali, Gimas meninggalkan desanya. Ia menyamar seperti seorang pemuda. Kebetulan Raja sedang mencari pemuda untuk merawat kuda-kudanya. Gimas pun langsung diterima bekerja di istana itu. Gimas bekerja dengan rajin. Kandang kuda pun dibersihkannya, hingga tampak nyaman. Raja dan Ratu kagum kepada Gimas. “Anak muda itu rajin sekali,” ujar Raja kepada Ratu, ”Aku akan mengangkatnya menjadi pelayan istana. Biar orang lain yang menggantikannya merawat dan membersihkan kandang kuda.”
Maka jadilah Gimas pelayan Raja dan Ratu. Ia bertugas membersihkan kamar Raja dan Ratu. Karena rajin dan cekatan, Raja dan Ratu merasa sangat puas. Selama itu, rahasia Gimas belum pernah terbongkar. Namun, ada seorang pemuda yang mulai mencurigainya! Pemuda itu adalah Pangeran. “Bunda, aku rasa Gimas adalah seorang gadis,” kata Pangeran kepada Ratu, ”Wajahnya terlalu manis untuk seorang laki-laki!” Ratu tidak percaya pada kata-kata Pangeran. Namun Pangeran tetap bersikeras. Akhirnya Ratu berkata, “Letakkan sebuah bantal di kamarnya. Jika ia seorang gadis, maka ia akan menggunakan bantal itu dengan rapi.”
Diam-diam, Pangeran menaruh bantal di atas tempat tidur Gimas. Namun, saat melihat bantal itu, Gimas merasa curiga. “Pasti Pangeran hendak mengujiku. Aku tak akan menyentuh bantal itu dan tak akan membereskan tempat tidurku!” gumam Gimas dalam hati.
Keesokan harinya Pangeran dan Ratu memeriksa kamar Gimas. Mereka melihat bantal itu tidak digunakan Gimas. Bahkan tempat tidurnya tidak rapi. “Nah, sekarang kau yakin, bukan? Gimas itu seorang laki-laki!” ujar Ratu kepada Pangeran.
Pangeran tidak mau menyerah. “Ibunda, besok akan kubuktikan kalau Gimas itu seorang gadis. Aku akan mengajaknya berjalan-jalan ke hutan. Jika ia lebih tertarik pada bunga, pastilah ia seorang gadis. Tapi, jika dia seorang pemuda, ia akan mengambil rumput dan mengigit-gigitnya!” kata Pangeran. Sepanjang perjalanan, Gimas tidak memandang bunga-bungaan sedikitpun. Ia malah mengambil rumput dan menggigit-gigitnya. Pangeran memperhatikan seluruh tingkah laku Gimas. Ia kecewa karena tak berhasil menjebak Gimas. Sepulang dari hutan, Pangeran menceritakan tingkah Gimas pada ibundanya. “Nah, sekarang kau sudah yakin kalau ia seorang pemuda?” tanya Ratu menahan tawa.
“Belum, Bunda. Aku akan mengujinya sekali lagi. Aku akan melepaskan anjing berburu kita. Jika Gimas mengusirnya karena takut bajunya kotor, pastilah ia seorang gadis!” Ratu setuju akan rencana Pangeran. “Ya, kau boleh mengujinya sekali lagi. Tapi ini yang terakhir!” kata Ratu.
Esok paginya, Pangeran melepas anjing berburu didekat Gimas. Gimas tak sempat lagi menghindar. Anjing itu meloncat-loncat di dekat Gimas. Kakinya yang kotor mulai mengotori baju Gimas. “Oh, pergi! Pergi! Bajuku kotor oleh kakimu!” teriak Gimas sambil berusaha menghalau anjing itu. Pangeran tersenyum mendengar teriakan Gimas. “Nah, sekarang aku yakin! Kau pasti seorang gadis!” seru Pangeran.
Gimas terkejut. Rahasianya kini telah terbongkar. Gimas takut dihukum karena telah berbohong. Lekas-lekas Gimas lari ke kandang kuda. Ia hendak pergi dari istana dengan mengendarai kuda. Namun Gimas tak dapat melarikan diri lagi. Sebab Pangeran menghadangnya di pintu kandang. “Gimas, tetaplah tinggal bersamaku!” kata Pangeran.
Namun tiba-tiba kuda Gimas melonjak. Pangeran pun tersepak dan jatuh. Gimas lekas-lekas turun dari kudanya. “Oh, Pangeran, maafkan aku!” kata Gimas sambil menolong Pangeran. Pangeran tersenyum lebar. Tanpa disangka, tampaklah gigi emasnya! “Oh, Pangeran, engkau bergigi emas!” teriak Gimas. “Ya, Gimas, aku bergigi emas!” jawab Pangeran, ”Gimas maukah engkau menjadi istriku?”. Tentu saja Gimas bersedia menjadi istri Pangeran. Sebab Pangeran adalah pemuda yang bergigi emas juga! Gimas tidak melanggar pesan ibunya, bila ia menikah dengan Pangeran!

Beberapa hari kemudian pernikahan Pangeran dan Gimas diselenggarakan dengan meriah. Gimas dan Pangeran hidup bahagia sampai hari tua mereka.

Sabtu, 15 Oktober 2016

Subtitle Indonesia AKB48 Himawari-gumi 2nd Stage - Yume wo shinaseru wake ni ikanai

Hasil gambar untuk cover album akb48 stage himawarigumi 2
Moon akan berbagi subtitle lagi, subtitle kali ini dari stage Himawari-gumi yang merupakan gabungan member dari Team A dan Team K. Ini adalah stage kedua Himawarigumi. Dan menurut moon, lagu2 di stage ini keren2 lho, dan para member pun semakin solid disini...
Stage yang dibawakan oleh Himawari-gumi dengan nama “Yume wo shinaseru wake ni ikanai” ini pertunjukan pertamanya dari 08.12.2007 sampai 19.04.2008 di Stage AKB48 yang terletak di Akihabara, membernya terdiri dari generasi pertama dan kedua AKB48. Moon suka sama lagu-lagu di stage ini terutama lagu yang berjudul Confession, lagunya keren banget ^o^...

Untuk mendownload subtitle AKB48 Himawari-gumi 2nd Stage – Yume wo shinaseru wake ni ikanai ini silahkan dengan mengklik download di bawah ini.



Mohon jangan mengatasnamakan atau mengganti nama hak ciptanya ya, karena moon susah bikin subtitlenya, jadi mohon hargai hasil kerja keras moon ya ^_^ arigatou...

Kamis, 13 Oktober 2016

Asal Mula Monyet

Menurut cerita, ada seorang raja dan permaisuri. Mereka hidup di daerah Mindanao, Filipina. Si Raja amat kejam. Dan si Permaisuri amat serakah. Mereka tidak disukai oleh rakyat. Raja membebani rakyat dengan pajak yang sangat besar, dan hasilnya diberikan kepada Permaisuri. Permaisuri membeli makanan, anggur, pakaian yang mahal-mahal dan menumpuknya di istana.
Suatu ketika, Raja mengadakan pesta di taman istana. Enam buah meja diletakkan di bawah beberapa pohon. Tamu-tamu berdatangan. Setiap orang menikmati hidangan dengan riang gembira. Tiba-tiba seorang nenek tua muncul. Tak ada yang tahu dari mana dia datang. Dia menghampiri setiap meja dan meminta makanan. Raja memerintahkan tamu-tamunya mengusir si Nenek Tua.
“Yang Mulia, kasihanilah hamba. Hamba sudah tua. Hamba belum makan apa-apa dari kemarin. Berilah sedikit makanan kepada hamba.” Permaisuri yang duduk di samping Raja menjadi marah. “Pergi kau, Nenek Tua!” hardiknya. “Siapa yang menyuruhmu kemari? Pesta ini hanya untuk orang-orang kaya dan penting saja.” Raja tertawa. Dipukulnya meja dengan sendok. “Cepat usir dia!” suruhnya.
Setiap orang memukul Nenek dengan sendok. Mereka mengusirnya ke luar taman. Mendadak halilintar bergemuruh keras sekali dan sebuah cahaya bersinar dengan terangnya. Si Nenek Tua berubah menjadi seorang gadis yang cantik. “Kalian sungguh tidak berperikemanusiaan,” ucapnya, “Kalian sungguh kejam. Tak seorang pun yang mau menolongku. Kalian harus dihukum. Kalian semua akan kuubah menjadi monyet.”
Dia menepukkan tangannya. Seketika sendok-sendok berubah menjadi ekor. Setiap ekor menempel pada bagian belakang setiap orang. Pakaian indah yang mereka kenakan berubah menjadi bulu-bulu yang panjang. Jemari tangan dan kaki mereka menjadi lebih panjang. Ketika mereka mencoba bicara, suara-suara yang keluar seperti suara monyet.

Mereka berlari ke istana. Tetapi para penjaga mengusir mereka dan melempari mereka dengan batu. “Pergi kalian !” Ini adalah istana Raja.”Karena mereka tidak tahu harus kemana, mereka pun bersembunyi di hutan dan bukit-bukit. Dan sampai sekarang mereka hidup di sana.

Kamis, 06 Oktober 2016

Gadis Kecil dan Tukang Beras

Suatu ketika di pasar kecil di desa ada seorang tukang beras. Orangnya gemuk pendek dan perutnya gendut. Namanya Ming San. Di sebelah kiosnya ada perempuan tua yang menjual kue-kue. Orang-orang suka berbelanja pada Pak Ming San karena ia ramah, suka bergurau, dan murah hati. Setiap orang yang membeli beras selalu ditambahkannya sejumput.
Salah satu langganannya adalah Ling Ling, gadis kecil berusia 9 tahun. Kulitnya putih mulus, wajahnya manis, rambutnya hitam, dan bibirnya mungil. Sayangnya, hidungnya agak pesek. Beberapa hari sekali Ling Ling selalu datang membeli beras. Karena orang tuanya kurang mampu, mereka harus beli beras eceran, tak bisa beli untuk persediaan selama satu bulan. Setiap kali ia datang, Pak Ming San memberinya tambahan segenggam beras, bahkan kadang-kadang dua genggam. Tak lupa ditariknya hidung Ling Ling dan berkata, “Biar hidungmu mancung. Kalau hidungmu mancung kamu pantas jadi nyonya raja muda.”
Maka Ling Ling akan marah dan menjerit,”Auww, awas Pak Gendut. Kalau berani sekali lagi aku akan menangis!” Lalu Pak Ming San akan menarik hidungnya sekali lagi sambil berkata pada perempuan tua di sebelah kiosnya, “Lekas, Hau Ma. Berikan dia kue mangkok. Biar aku yang bayar. Aku khawatir dia benar-benar menangis!”
Maka Ling Ling pun mendapat kue mangkok merah. Ia mengucapkan terima kasih, membawa berasnya dan pulang ke rumah sementara Pak Ming Shan dan Hau Ma akan tertawa terbahak-bahak. Kadang-kadang Ling Ling bosan dengan kue mangkok. Jadi ia tak mau menerima kue mangkok itu, menutup matanya dengan lengannya dan pura-pura mau menangis. Dan Pak Ming San pun berseru, “Hau Ma, dia tak mau kue mangkok. Berikan kue moci, bakpao, atau apa saja. Pokoknya jangan sampai dia menangis!”
Maka Hau Ma akan membujuk, “Ayo, nona manis, pilih saja sesukamu. Pak Gendut akan bayar apa saja yang kamu mau!” Maka Ling Ling pun akan memilih kue yang disukainya. Bahkan, kalau dia sedang ingat adik laki-lakinya dia akan ambil kue 2 buah. Dan Pak Ming San sama sekali tak keberatan. Bahkan tawanya bertambah keras. Ia maklum bahwa orang tua Ling Ling jarang membelikan kue dan ia ingin menyenangkan hati anak itu.
Tahun demi tahun berlalu. Ketika Ling Ling sudah berusia 12 tahun ia tidak disuruh ke pasar lagi. Adik laki-lakinya yang menggantikan tugasnya. Ling Ling sibuk belajar memasak, meyulam, membaca kitab-kitab yang berguna. Pokoknya mempersiapkan diri menjadi calon istri yang sempurna.
Namun demikian tukang beras di pasar itu tetap mengingatnya walaupun tak ada kesempatan menggoda Ling Ling lagi. Ia sering bertanya pada adik Ling Ling, “Apa kabar si Ling Ling? Adakah hidungnya sudah mancung? Salam dari Pak Gendut!” Kadang-kadang ia mengirimkan kue empat lima buah untuk Ling Ling. Anehnya, semakin besar hidung Ling Ling semakin mancung sehingga ketika ia berusia 17 tahun ia tumbuh menjadi gadis yang cantik, cerdas, dan rajin.
Ketika tersiar kabar walikota mencari istri, Ling Ling pun diantar orang tuanya pergi ke kota. Ia menjalani berbagai ujian dan akhirnya terpilih menjadi istri walikota. Tugas suaminya terus berpindah-pindah dan Ling Ling mendukung karir suaminya. Hingga ketika Ling Ling berusia 28 tahun, suaminya diangkat menjadi raja muda di wilayah yang jauh dari desa kelahiran Ling Ling.
Suatu ketika Ling Ling rindu akan desa kelahirannya. Ia bermaksud berkunjung. Ia juga teringat akan Hau Ma dan Pak Ming San, tukang beras yang baik itu. Ia ingin membalas budi yang diterimanya pada waktu masa kanak-kanaknya.
Tapi, waktu itu Hau Ma sudah meninggal. Tinggal Pak Ming San yang masih setia berdagang beras di pasar. Berita kedatangan nyonya raja muda cepat tersiar di desa Ling Ling. Mereka sangat bangga karena nyonya pembesar itu adalah warga desa mereka. Juga tersiar berita bahwa nyonya raja akan datang ke pasar dan mencari Pak Ming San, tukang beras.
Sebetulnya Ming San sangat senang karena Ling Ling kecil yang sering digodanya dulu sudah menjadi orang terkenal. Tapi orang-orang di pasar berkata padanya, ”Ingat-ingat, kamu punya salah apa. Jangan-jangan dia datang untuk membalas dendam. Mungkin kamu akan ditangkap dan disiksa serta dipenjara!” Mendengar omongan mereka, Ming San menjadi gelisah. “Betul juga, ya. Dulu aku sering menarik hidungnya dan menggodanya kalau dia beli beras. Mungkin dia sakit hati dan sekarang akan menghukumku,” pikir Ming San.
Maka ketika rombongan nyonya raja muda datang, ia pulang ke rumah. Dengan gembira Ling Ling melihat-lihat pasar, menyapa orang-orang yang masih dikenalnya. Tapi, ia kecewa ketika mendapati kios tukang beras ditutup. “Mana Ming San? Lekas cari dia. Bawa dia menghadap. Aku tunggu dia di rumah orang tuaku!” perintah Ling Ling kepada para pengawal. Sementara itu Ming San yang ada di rumah sangat takut ketika diberi tahu bahwa para pengawal mencarinya. “Mati aku!” serunya ketakutan. Ia pun lari menuju pantai dan bermaksud melarikan diri naik kapal. Tapi, diujung jalan para pengawal menangkapnya dan membawanya menghadap Ling Ling di rumah orang tuanya yang kini sudah menjadi rumah yang megah.
Ming San berlutut, menyembah dan berkata, “Ampun Nyonya. Hamba minta ampun atas semua kesalahan hamba. Janganlah hamba yang tua ini dihukum. Kasihanilah hamba!" Ling Ling tertawa geli dan berkata, ”Pak Gendut, eh, Pak Ming San. Bapak omong apa, sih. Bapak sama sekali tidak bersalah. Saya mencari Bapak karena mau membalas budi baik Bapak. Dulu, ketika saya kecil Bapak selalu membelikan saya kue-kue karena orang tua saya tidak mampu membelinya. Bapak memberikan tambahan beras setiap kali saya berbelanja. Bahkan Bapak selalu berkata saya pantas menjadi istri raja muda. Itu membuat saya berani mengikuti ujian menjadi istri walikota dan yakin bahwa saya pantas menjadi istri raja muda. Dan sekarang hal itu menjadi kenyataan.”
Ming San merasa lega tak terkira. Bukannya dihukum, tapi ia mendapat hadiah sekantung emas. Ia sangat gembira dan berkata dalam hati, “Untung aku tak berhasil melarikan diri. Dasar, omongan orang tak bisa dipercaya.”

Demikianlah, tukang beras yang murah hati itu mendapatkan imbalan atas kemurahan hatinya pada seorang gadis kecil.

Sabtu, 01 Oktober 2016

Subtitle Indonesia AKB48 Himawari-gumi 1st Stage – Boku no taiyou

Hasil gambar untuk cover album akb48 stage himawarigumi 1
Moon akan berbagi subtitle lagi, subtitle kali ini dari stage Himawari-gumi yang merupakan gabungan member dari Team A dan Team K. Stage ini dibuat untuk menyatukan atau mempererat hubungan generasi satu dan dua. Karena saat generasi kedua dibentuk, generasi pertama merasa sangat kecewa karena generasi pertama merasa kurang berhasil membentuk idol grup 48. Dan selama satu tahun lebih generasi satu dan dua selalu bersaing walaupun saat itu adalah masa-masa kelam AKB48. Karena itulah generasi satu dan dua digabungkan menjadi satu dan membentuk satu team yaitu Himawari-gumi. Walaupun saat Himawari-gumi dibentuk sudah ada generasi ketiga yang diberi nama Team B yang sudah debut pada bulan April 2007.
Stage yang dibawakan oleh Himawari-gumi dengan nama “Boku no taiyou” ini pertunjukan pertamanya dari 01.07.2007 sampai 30.11.2007 di Stage AKB48 yang terletak di Akihabara, membernya terdiri dari generasi pertama dan kedua AKB48. Lagu pertamanya yang berjudul “Dreamin’ Girls” bercerita tentang mimpi atau impian para member AKB48 yang masih tersisa setelah beberapa dari mereka mulai menyatakan lulus.

Untuk mendownload subtitle AKB48 Himawari-gumi 1st Stage – Boku no taiyou ini silahkan dengan mengklik download di bawah ini.



Mohon jangan mengatasnamakan atau mengganti nama hak ciptanya ya, karena moon susah bikin subtitlenya, jadi mohon hargai hasil kerja keras moon ya ^_^ arigatou...