Menurut
cerita, ada seorang raja dan permaisuri. Mereka hidup di daerah Mindanao,
Filipina. Si Raja amat kejam. Dan si Permaisuri amat serakah. Mereka tidak
disukai oleh rakyat. Raja membebani rakyat dengan pajak yang sangat besar, dan
hasilnya diberikan kepada Permaisuri. Permaisuri membeli makanan, anggur,
pakaian yang mahal-mahal dan menumpuknya di istana.
Suatu
ketika, Raja mengadakan pesta di taman istana. Enam buah meja diletakkan di
bawah beberapa pohon. Tamu-tamu berdatangan. Setiap orang menikmati hidangan
dengan riang gembira. Tiba-tiba seorang nenek tua muncul. Tak ada yang tahu
dari mana dia datang. Dia menghampiri setiap meja dan meminta makanan. Raja
memerintahkan tamu-tamunya mengusir si Nenek Tua.
“Yang
Mulia, kasihanilah hamba. Hamba sudah tua. Hamba belum makan apa-apa dari
kemarin. Berilah sedikit makanan kepada hamba.” Permaisuri yang duduk di
samping Raja menjadi marah. “Pergi kau, Nenek Tua!” hardiknya. “Siapa yang
menyuruhmu kemari? Pesta ini hanya untuk orang-orang kaya dan penting saja.”
Raja tertawa. Dipukulnya meja dengan sendok. “Cepat usir dia!” suruhnya.
Setiap
orang memukul Nenek dengan sendok. Mereka mengusirnya ke luar taman. Mendadak
halilintar bergemuruh keras sekali dan sebuah cahaya bersinar dengan terangnya.
Si Nenek Tua berubah menjadi seorang gadis yang cantik. “Kalian sungguh tidak
berperikemanusiaan,” ucapnya, “Kalian sungguh kejam. Tak seorang pun yang mau
menolongku. Kalian harus dihukum. Kalian semua akan kuubah menjadi monyet.”
Dia
menepukkan tangannya. Seketika sendok-sendok berubah menjadi ekor. Setiap ekor
menempel pada bagian belakang setiap orang. Pakaian indah yang mereka kenakan
berubah menjadi bulu-bulu yang panjang. Jemari tangan dan kaki mereka menjadi
lebih panjang. Ketika mereka mencoba bicara, suara-suara yang keluar seperti
suara monyet.
Mereka
berlari ke istana. Tetapi para penjaga mengusir mereka dan melempari mereka
dengan batu. “Pergi kalian !” Ini adalah istana Raja.”Karena mereka tidak tahu
harus kemana, mereka pun bersembunyi di hutan dan bukit-bukit. Dan sampai
sekarang mereka hidup di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar