Home

Kamis, 22 September 2016

Kisah Dua Orang Sahabat

Suatu ketika di negeri Syam hiduplah dua saudagar kaya bernama Muhsim dan Salim. Kedua saudagar itu sudah lama menjalin persahabatan. Mereka sering berdagang bersama-sama ke kota yang dekat maupun yang jauh dari Syam. Tersebutlah ada seorang saudagar lain yang bernama Karim. Ia sangat iri dan dengki dan ingin menjatuhkan perdagangan dan persahabatan mereka dengan cara memfitnah dan mengadu domba keduanya.
Pada suatu hari Karim datang ke rumah saudagar Muhsim yang sedang terbaring sakit. Katanya, “Hai, saudaraku Muhsim, sebenarnya kedatanganku kemari hanya ingin menyampaikan berita yang mungkin sangat mengejutkanmu dan membuatmu marah.” “Berita apakah, hai Saudaraku?” tanya Muhsim dengan cemas. “Begini Saudaraku,” jawab Karim. “Ketika sedang melewati rumah Salim, aku mendengar ia berkata kepada istrinya, bahwa ia akan menipumu dengan mengatakan, dalam perjalanan ke Persia ia diserang perampok.” Muhsim sangat terkejut dan marah besar. Ia percaya apa yang dikatakan Karim. Karena sedang sakit ia memang menitipkan barang dagangannya pada sahabatnya untuk dijual ke Persia.
Keesokan harinya datanglah Karim ke rumah Salim yang hendak ke Persia. Lagi-lagi ia memfitnah Muhsim. Katanya, ”Hai, Salim sahabatku, sebenarnya aku datang kemari untuk menyampaikan berita yang mungkin sangat mengejutkanmu dan membuatmu marah.” “Berita apakah, hai Karim?” tanya Salim tidak sabar, karena merasa keberangkatannya tertunda. “Begini sahabatku, aku mendengar dari seorang temanku yang disuruh oleh Muhsim untuk merampokmu di tengah perjalanan menuju Persia,” jawab Karim. “Ia sebenarnya hanya pura-pura sakit agar dapat menjalankan tipu dayanya," tambah saudagar Karim lagi dengan liciknya. Seketika itu juga Salim marah, karena merasa ditipu dan dikhianati oleh sahabatnya. Setelah Karim pulang, Salim tidak jadi berangkat ke Persia, tapi langsung pergi ke rumah Muhsim.
Di tengah perjalanan Salim bertemu dengan Muhsim yang walau sedang sakit akan pergi ke rumah Salim. Saat itulah terjadi pertengkaran. “Mengapa kau hendak menipuku?!!” tanya Salim dengan suara keras, karena sangat marah. “Aku tidak pernah menipumu!!! Malah sebaliknya engkau yang akan menipuku!!!” tambah Muhsim lagi dengan geram. Tiba-tiba saja Muhsim menghunus pedangnya dan perkelahian hebat pun tak terhindarkan. Melihat kejadian itu dari balik pohon kurma, Karim tertawa terbahak-bahak, karena merasa siasatnya berhasil. Ia tak menyadari perbuatannya itu diketahui dan dicurigai oleh seorang kafilah yang hendak beristirahat di perkebunan kurma itu. Dengan cepat kafilah itu menangkap dan membawanya kepada kedua saudagar yang sedang berkelahi itu.
“Berhenti!!!” teriak Kafilah itu dengan suara menggelegar. “Mengapa sesama sahabat kalian berkelahi?” tanya Kafilah itu kembali dengan suara keras. Segera kedua saudagar itu menceritakan semua apa yang mereka dengar dari Karim, yang ketika itu berdiri di samping Kafilah itu dengan wajah pucat pasi. Kafilah tersebut sangat marah kepada kedua saudagar itu, karena mereka percaya begitu saja apa yang dikatakan orang lain tanpa menyelidiki dulu kebenarannya.

Akhirnya kedua saudagar itu menyadari kekeliruan mereka. Mereka akhirnya tahu, selama ini persahabatan mereka tidak sejati. Mereka curiga mencurigai, hingga mudah diperdayai orang lain. Selanjutnya Karim dimasukkan ke penjara akibat perbuatannya memfitnah dan mengadu domba orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar