"Hooi,
teman-teman? Nuni Nuri, Kiki Kutilang, Gaga Gagak, hooi, lihat, coba lihat
sayapku.., lihat, indah kan?" kata Caca Capung. Caca Capung, bangga sekali
ia dengan sayapnya. Memang indah sih, tapi…"Huuh, coba deh lihat si ulat
bulu, teman-teman. Rupanya jelek sekali. Heh, ulat bulu, ngapain kau
lihat-lihat kita. Kau pikir rupamu seindah kami," ujar Caca Capung ketus.
Caca Capung
menjadi sombong memiliki sayap yang indah. Bukan hanya ulat bulu yang tidak
suka padanya. Tapi, teman-temannya, Nuni Nuri, Kiki Kutilang, dan Gaga Gagak
juga sebal pada Caca Capung. Ulat bulu hanya bisa menahan kesal saja dalam hati
”Hmmh.., biarlah Caca Capung berkata apa saja yang ia suka. Suatu hari aku akan
beri kejutan untuknya.”
Hebat Si Ulat
bulu, walaupun diejek, ia tetap tegar. Ia menganggap semua ejekan Caca Capung
angin lalu. "Hai Ulaat, ulaat bulu, ulaat jelek, tampakkanlah
wujudmu," sahut Caca Capung. Ada apa tuh? Caca Capung mau cari gara-gara
lagi ya? Sepertinya ia kehilangan Ulat bulu. Sudah beberapa hari ini, Si Ulat
tidak menampakkan diri. Caca Capung kebingungan mencarinya. Walaupun sering
diejek, Caca Capung merasa Ulat bulu adalah satu-satunya binatang yang peduli
dengannya.
"Ulaat
jelek, ulaat jelek, ulat bulu jelek keluar dong, ayolah keluar, tak usah malu
dengan rupamu yang buruk," sahut Caca Capung yang terbang kesana kemari
mencari Ulat bulu. Duh, maunya apa sih Caca Capung, kerjanya hanya buat onar
saja. Eh, eh, tapi, ada apa di sebelah sana? Sepertinya, penduduk hutan sedang
berkumpul. Mereka nampak membicarakan sesuatu.
Ada pesta yang
sangat meriah. Nampaknya semua penghuni hutan bergembira. Mereka kedatangan
penghuni baru, seekor kupu-kupu, iya, iya, seekor kupu-kupu yang sangat cantik.
"Uuh, siapa tuh, seekor kupu-kupu, indah sekali sayapnya. Waaah,"
ujar Caca Capung melihat keindahan sayap kupu-kupu.
"Hai Caca,
Caca, Caca Capung. Hihihi" Caca Capung kaget karena mendengar suara yang
sepertinya ia kenal. "Hmmm, siapa ya yang tadi memanggilku, siapa ya,
sepertinya aku kenal," kata Caca Capung. ”Caca, Caca, ayo, kita ikut
berpesta," terdengar suara memanggil. Caca Capung masih penasaran dengan
suara itu. Tahu ngga, itu suara siapa?
"Kedengarannya
sih seperti suara Si Ulat bulu. Tapi, aku sama sekali tak melihat Si ulat bulu?
Eh, bener ngga sih, itu suara Si Ulat," ujar Caca Capung dalam hati.
“Hai.. Caca, ini aku, temanmu yang selalu kau ejek, Si Ulat Bulu.” kata Si
Kupu-kupu cantik. Benar, suara itu adalah suara Si Ulat Bulu yang selalu diejek
Caca Capung.
"Ooh, kok
bisa sih?" ujar Caca Capung merasa heran melihat si Ulat Bulu yang selalu
ia ejek dulu. "Bisa dong! Setelah ulat bulu tertidur panjang dan
terbangun, ia akan berubah bukan lagi menjadi ulat, tetapi menjadi seekor
kupu-kupu cantik," ujar si Kupu-kupu.
"Ka, Kau,
Si Ulat, Si Ulat yang selalu kuejek?" ujar Caca Capung merasa tidak
percaya. Wah, lihat, Caca Capung gelagapan gitu, hihihi.. dia kaget karena
teman yang selama ini diejeknya, menjadi cantik dan indah. "Ma, maaf, ya
Ulat bulu, aku janji takkan sombong lagi," ujar Caca Capung yang menyadari
kesalahan yang telah dilakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar