Sang bulan
terlihat sedih karena sudah lama ia melihat banyak kejadian di dunia dan juga
melihat banyak ketakutan yang dialami oleh manusia. Untuk membuat manusia
menjadi tidak takut, sang bulan berupaya mengirimkan pesan kepada manusia
melalui temannya sang laba-laba yang baik hati.
“Hai sang
laba-laba, manusia di bumi sangatlah takut untuk mati dan hal itu membuat
mereka menjadi sangat sedih. Cobalah tenangkan manusia-manusia itu bahwa cepat
atau lambat manusia pasti akan mati, sehingga tidak perlu mereka untuk merasa
sedih”, seru sang Bulan kepada temannya sang laba-laba.
Dengan
perlahan-lahan sang laba-laba turun kembali ke bumi, dan dengan sangat
hati-hati ia meniti jalan turun melalui untaian sinar bulan dan sinar matahari.
Di perjalannnya turun ke bumi, sang laba-laba bertemu dengan si kelinci. “Hendak kemanakah engkau hai sang laba-laba?”
tanya si kelinci penuh rasa ingin tahu. “Aku sedang menuju bumi untuk
memberitahukan manusia-manusia pesan dari temanku sang Bulan” sahut sang
laba-laba menjelaskan. “oohh perjalananmu sangatlah jauh wahai sang laba-laba.
Bagaimana jika kamu memberitahukan pesan sang Bulan kepadaku dan aku akan
membantumu memberitahukan kepada manuisa-manusia itu” seru si kelinci. “hemm..
baiklah, aku akan memberitahukan pesan dari sang Bulan kepadamu.” jawab sang
laba-laba. “Sang Bulan ingin memberitahukan manusia-manusia di bumi bahwa
mereka akan cepat atau lambat mati ………” lanjut sang laba-laba.
Belum habis sang
laba-laba menjelaskan, si kelinci sudah meloncat pergi sambil menghapalkan
pesan sang laba-laba. ” Yah, beritahukan manusia bahwa mereka semua akan mati”
serunya sambil meloncat-loncat dengan cepatnya. Sang Kelinci memberitahukan
manusia pesan yang diterimanya. Manusia menjadi sangat sedih dan ketakutan.
Sang laba-laba
segera kembali kepada sang Bulan dan memberitahukan apa yang terjadi. Sang
bulan sangat kecewa dengan si kelinci, dan ketika si kelinci kembali sang bulan
mengutuk si kelinci karena telah lalai mendengarkan pesan sang Bulan dengan
lengkap.
Karena itu
sampai saat ini si kelinci tidak dapat bersuara lagi. Bagaimana dengan sang
laba-laba? Sang bulan menugaskan sang laba-laba untuk terus menyampaikan pesan
kepada manusia-manusia di bumi tanpa boleh menitipkan pesannya kepada siapapun
yang dijumpainya. Oleh karena itu sampai pada saat ini kita masih dapat melihat
sang laba-laba dengan tekunnya merajut pesan sang bulan di pojok-pojok ruangan.
Namun berapa banyakkah dari kita manusia yang telah melihat pesan sang Bulan
tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar