Gadis kecil itu
hidup sebatang kara. Ayah ibunya telah meninggal. Ia tak memiliki rumah untuk
ia tinggali, juga pakaian untuk mengganti baju yang ia kenakan. Bahkan di
tangannya hanya ada sepotong roti pemberian seorang dermawan. Ia, gadis yang baik dan alim, maka ia percaya
bahwa Yang maha Kuasa selalu menjaganya.
Di persimpangan
jalan, Ia bertemu dengan seorang kakek yang tampak kelaparan. “Berilah aku
sedikit makanan! Aku belum makan sejak tiga hari yang lalu,” katanya mengiba. Gadis
kecil itu memberikan seluruh rotinya. “Makanlah yang kenyang!” kata Gadis kecil
itu sambil berlalu.
Seorang anak
perempuan kecil bermata besar menatapnya. “Kepalaku dingin sekali,” ucapnya. “Maukah kau
berikan aku sesuatu untuk menutupinya?” Gadis kecil itu tanpa berpikir panjang
menyerahkan topi lusuh yang dipakainya. Ia memandang anak perempuan kecil itu
yang berlari meninggalkannya.
Tak lama
kemudian, ia melihat seorang anak yang hampir membeku karena tak memiliki baju
hangat, maka ia memberikan satu-satunya jaket yang ia pakai. Sepatunya pun,
diberikannya pada seorang anak yang kakinya sudah membiru saking kedinginannya.
Hari hampir gelap ketika ia sampai di pinggir hutan dan seorang anak meminta
baju yang ia pakai. “Hari sudah gelap, lagi pula di hutan tidak akan ada yang
melihatku,” pikirnya. Tanpa ragu ia membuka baju dan memberikannya.
Berdirilah ia di
dalam hutan, tanpa pakaian selembar pun. Tapi hatinya tetap bahagia dengan
semua yang telah ia berikan. Tiba-tiba dari atas langit malam, berjatuhanlah
bintang-bintang. Semuanya jatuh di dekat kaki si gadis kecil. Saat ia
memungutnya, benda-benda yang bersinar itu tiada lain adalah kepingan uang
emas. Tubuhnya pun tidak lagi telanjang. Sehelai pakaian indah terbuat dari
sutra melekat di tubuhnya. Ia tahu, Yang Maha Kuasa telah memberikan
pertolongan padanya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar