Kamis, 29 September 2016

Putri Yang Suka Bersembunyi

Dahulu kala, sekitar 200 tahun sebelum Masehi, tersebutlah seorang putri yang cantik, ramah dan tidak sombong. Sang Putri tidak pernah membeda-bedakan teman. Dialah Putri Estrelita. Ia adalah anak dari pasangan Raja Steven dan Ratu Laurensia. Sang Putri senang sekali bersembunyi. Bila dia bersembunyi, temannya yang mencari. Jarang sekali ada temannya yang dapat menemukan Putri Estrelita.
Bulan bertambah bulan, tahun bertambah tahun, usia Putri Estrelita pun bertambah. Putri Estrelita tumbuh sebagai gadis yang cantik dan manis. Walaupun usia sudah dewasa, namun kelakuannya yang dulu belum hilang juga. Dia senang sekali bersembunyi. Meskipun begitu ayah Estrelita sangat menyayanginya. Sang ayah tak sabar lagi ingin segera menikahkan anaknya yang cantik itu dengan pemuda pilihannya.
Maka pada suatu hari Raja Steven memanggil putrinya. Setelah Putri Estrelita ada di hadapannya, Raja Steven berkata, “Estrelita putriku, karena kau sudah dewasa, Ayah ingin kau cepat menikah. Kau boleh memilih pasangan yang kau anggap cocok bagi dirimu.” Sebenarnya Putri Estrelita ingin menolak. Ia mengaggap dirinya masih kanak-kanak. Namun setelah lama ia berpikir akhirnya ia mau memenuhi keinginan ayahhandanya, tetapi dengan syarat. Syaratnya ialah siapa pun yang ingin memperistri Putri Estrelita, ia harus dapat menemukan putri itu di tempat persembunyiannya. Sebenarnya Raja Stefan tak mau anaknya membuat persyaratan seperti itu. Tetapi, karena ini semua demi kepentingan anaknya maka ia menyetujuinya. Kemudian Sang Raja menyebarkan berita itu ke seluruh negeri.
Selang beberapa hari datanglah beberapa pangeran yang mengikuti sayembara. Mereka berusaha mencari Putri Estrelita yang sedang bersembunyi. Tetapi usaha mereka sia-sia belaka. Putri Estrelita tak dapat ditemukan meskipun mereka sudah mencarinya ke setiap sudut ruang istana. Salah seorang di antara pangeran-pangeran yang mencari Putri Estrelita, terdapat seorang pangeran yang bernama Pangeran Jonhes. Sebenarnya mereka sudah saling mencintai, tetapi mereka tak dapat menikah sebelum Pangeran Jonhes dapat menemukan Putri Estrelita.
Karena sudah kelelahan mencari Putri Estrelita, maka para pangeran boleh istirahat sebentar. Di halaman istana Pangeran Jonhes bukannya istirahat, tapi dia memikirkan di mana sebenarnya Putri Estrelita bersembunyi. Ketika itulah datang menghampiri seorang nenek yang sudah tua dan bungkuk. Sang Nenek bertanya kepada Pangeran Jonhes, mengapa ia kelihatan bersedih? Pangeran Jonhes lalu menceritakan masalah yang sedang dihadapinya. Nenek itu kemudian berkata,” Kembalilah kau ke istana. Hitunglah jumlah pangeran yang mencari sang Putri di sana.” “Aku ingat betul jumlah mereka tujuh orang dengan aku,” gumam Pangeran Jonhes.
Walaupun belum begitu paham dengan maksud si Nenek, Pangeran Jonhes segera kembali ke istana. Saat itu waktu istirahat sudah habis. Maka kembali para pangeran itu melanjutkan pencarian sang putri. Tak satu ruangan pun yang terlewatkan dari pengamatan mereka. Dengan putus asa mereka melapor kepada Sang Raja bahwa Putri Estrelita tidak dapat ditemukan. Tetapi Pangeran Jonhes belum menyerah. Diam-diam ia berpikir, “Bukankah tadi sebelum pencarian, ada enam orang pangeran, dan tujuh bersamaku? Tetapi, kenapa kini menjadi delapan orang?” Pangeran Jonhes kini paham apa yang dimaksud si Nenek tadi! Dia sekarang tahu di mana Sang Putri bersembunyi.
Pangeran Jonhes segera memperhatikan pangeran-pangeran yang lain secara cermat. Ia kemudian menemukan salah seorang pangeran yang kelihatannya sangat ganjil. Merasa dirinya begitu lama diperhatikan, pangeran ganjil itu segera memalingkan pandangannya ke Pangeran Jonhes. Maka tahulah Pangeran Jonhes sekarang bahwa pangeran ganjil yang satu itu adalah sang Putri yang dicari-cari. Saat itu juga Pangeran Jonhes memberitahukan Raja Steven bahwa ia telah menemukan sang Putri.

Sebulan kemudian mereka menikah, dan mereka dikarunia 2 orang anak. Kedua anak itu juga senang bermain sembunyi-sembunyian seperti ibundanya. Bahkan Pangeran Jonhes dan Putri Estrelita pun akan mencari, bila anak-anak sedang bersembunyi! Mereka betul-betul keluarga bahagia.

Kamis, 22 September 2016

Kisah Dua Orang Sahabat

Suatu ketika di negeri Syam hiduplah dua saudagar kaya bernama Muhsim dan Salim. Kedua saudagar itu sudah lama menjalin persahabatan. Mereka sering berdagang bersama-sama ke kota yang dekat maupun yang jauh dari Syam. Tersebutlah ada seorang saudagar lain yang bernama Karim. Ia sangat iri dan dengki dan ingin menjatuhkan perdagangan dan persahabatan mereka dengan cara memfitnah dan mengadu domba keduanya.
Pada suatu hari Karim datang ke rumah saudagar Muhsim yang sedang terbaring sakit. Katanya, “Hai, saudaraku Muhsim, sebenarnya kedatanganku kemari hanya ingin menyampaikan berita yang mungkin sangat mengejutkanmu dan membuatmu marah.” “Berita apakah, hai Saudaraku?” tanya Muhsim dengan cemas. “Begini Saudaraku,” jawab Karim. “Ketika sedang melewati rumah Salim, aku mendengar ia berkata kepada istrinya, bahwa ia akan menipumu dengan mengatakan, dalam perjalanan ke Persia ia diserang perampok.” Muhsim sangat terkejut dan marah besar. Ia percaya apa yang dikatakan Karim. Karena sedang sakit ia memang menitipkan barang dagangannya pada sahabatnya untuk dijual ke Persia.
Keesokan harinya datanglah Karim ke rumah Salim yang hendak ke Persia. Lagi-lagi ia memfitnah Muhsim. Katanya, ”Hai, Salim sahabatku, sebenarnya aku datang kemari untuk menyampaikan berita yang mungkin sangat mengejutkanmu dan membuatmu marah.” “Berita apakah, hai Karim?” tanya Salim tidak sabar, karena merasa keberangkatannya tertunda. “Begini sahabatku, aku mendengar dari seorang temanku yang disuruh oleh Muhsim untuk merampokmu di tengah perjalanan menuju Persia,” jawab Karim. “Ia sebenarnya hanya pura-pura sakit agar dapat menjalankan tipu dayanya," tambah saudagar Karim lagi dengan liciknya. Seketika itu juga Salim marah, karena merasa ditipu dan dikhianati oleh sahabatnya. Setelah Karim pulang, Salim tidak jadi berangkat ke Persia, tapi langsung pergi ke rumah Muhsim.
Di tengah perjalanan Salim bertemu dengan Muhsim yang walau sedang sakit akan pergi ke rumah Salim. Saat itulah terjadi pertengkaran. “Mengapa kau hendak menipuku?!!” tanya Salim dengan suara keras, karena sangat marah. “Aku tidak pernah menipumu!!! Malah sebaliknya engkau yang akan menipuku!!!” tambah Muhsim lagi dengan geram. Tiba-tiba saja Muhsim menghunus pedangnya dan perkelahian hebat pun tak terhindarkan. Melihat kejadian itu dari balik pohon kurma, Karim tertawa terbahak-bahak, karena merasa siasatnya berhasil. Ia tak menyadari perbuatannya itu diketahui dan dicurigai oleh seorang kafilah yang hendak beristirahat di perkebunan kurma itu. Dengan cepat kafilah itu menangkap dan membawanya kepada kedua saudagar yang sedang berkelahi itu.
“Berhenti!!!” teriak Kafilah itu dengan suara menggelegar. “Mengapa sesama sahabat kalian berkelahi?” tanya Kafilah itu kembali dengan suara keras. Segera kedua saudagar itu menceritakan semua apa yang mereka dengar dari Karim, yang ketika itu berdiri di samping Kafilah itu dengan wajah pucat pasi. Kafilah tersebut sangat marah kepada kedua saudagar itu, karena mereka percaya begitu saja apa yang dikatakan orang lain tanpa menyelidiki dulu kebenarannya.

Akhirnya kedua saudagar itu menyadari kekeliruan mereka. Mereka akhirnya tahu, selama ini persahabatan mereka tidak sejati. Mereka curiga mencurigai, hingga mudah diperdayai orang lain. Selanjutnya Karim dimasukkan ke penjara akibat perbuatannya memfitnah dan mengadu domba orang lain.

Sabtu, 17 September 2016

Subtitle Indonesia AKB48 Team A 4th Stage – Tadaima renaichuu

Moon akan berbagi subtitle lagi, moon ingatkan lagi ya, karena semua koleksi moon resolusinya rata-rata 480p jadi sesuaikan aja ya bagi yang mau download,,
Hasil gambar untuk cover album akb48 stage 4 team a
Kali ini moon berbagi subtitle stage dari Team A yang dilambangkan dengan warna pink dan dengan image sebagai seorang sosok idol yang sempurna.
Stage ini adalah stage keempat Team A dengan nama stage “Tadaima renaichuu”. Pertunjukan pertama stage ini dimulai dari 25.02.2007 sampai 26.06.2007 di Stage AKB48 yang terletak di Akihabara. Stage “Tadaima renaichuu” merupakan stage original milik Team A yang ke-empat.
Saat stage “Tadaima renaichuu”, membernya pun masih member original generasi pertama bersama satu-satunya member generasi 1,5 yang bernama Mariko Shinoda. Di subtitle ini ada special programnya yaitu graduation song alias lagu kelulusan generasi pertama bernama Hoshino Michiru yang berjudul “Ganbare!”.

Untuk mendownload subtitle AKB48 Team A 4th Stage – Tadaima renaichuu ini silahkan dengan mengklik download di bawah ini.



Mohon jangan mengatasnamakan atau mengganti nama hak ciptanya ya, karena moon susah bikin subtitlenya, jadi mohon hargai hasil kerja keras moon ya ^_^ arigatou...

Kamis, 15 September 2016

Nilai Persahabatan dan Uang

Di sebuah kota tinggallah seorang saudagar kaya. Putranya bernama Mahmud. Teman Mahmud banyak sekali. Ia juga sering menjamu teman-temannya makan malam. Suatu hari Pak Saudagar Kaya bertanya pada anaknya, “Mahmud, siapakah mereka yang sering datang ke rumah ini?” “Mereka teman-temanku, Ayah,”jawab Mahmud.
Esok harinya, Pak Saudagar Kaya kembali bertanya pada anaknya. Jawaban Mahmud tetap sama. Akhirnya Pak Saudagar Kaya mengusir Mahmud dari rumahnya. Dengan sedih Mahmud pergi ke rumah seorang temannya. “Kawan, aku diusir ayahku. Bolehkah aku bermalam di rumahmu?” pinta Mahmud. “Ah, Mahmud! Sayang sekali, tak ada kamar kosong di rumahku. Kasihan sekali nasibmu!” jawab temannya itu.
Mahmud lalu mengunjungi rumah temannya yang lain. Namun semua memberi jawaban yang sama. Mahmud terpaksa bermalam di jalan. Setelah tiga minggu berlalu, datanglah pelayan ayahnya sambil berkata, “Tuan Muda, Tuan diminta kembali oleh ayah Tuan!” Maka kembalilah Mahmud kepada ayahnya. Setibanya di rumah, ayahnya berkata, “Anakku, seorang teman sejati tak akan membiarkan temannya dalam kesulitan. Mereka bukanlah teman sejati. Mereka berteman denganmu hanya karena uang! Jadi, hati-hatilah dalam memilih teman!”.
Setelah memberi nasihat, Pak Saudagar Kaya pergi ke pasar. Di sebuah tempat yang sepi, ia melihat seorang laki-laki terbunuh. Ia lalu mendekat untuk menolong laki-laki itu. Namun malang benar nasibnya! Ia malah disangka membunuh laki-laki itu. Polisi menangkapnya dan membawanya ke penjara.
Pengadilan menjatuhkan hukuman gantung kepadanya. Mendengar berita itu teman-teman Pak Saudagar Kaya merasa iba. Mereka lalu beramai-ramai datang menghadap Hakim. “Yang Mulia Bapak Hakim, tolong bebaskan kawan saya ini. Ia pasti tidak bersalah. Saya akan memberikan seluruh harta milik saya kepada Yang Mulia, andai Pak Saudagar Kaya dibebaskan!” seru Pak Peternak, sahabat Pak Saudagar Kaya.
Namun Hakim tetap pada keputusannya. “Yang Mulia, bebaskanlah teman hamba ini. Jika Yang Mulia menginginkan jaminan, saya bersedia menjadi penggantinya. Gantunglah saya, sebagai ganti Pak Saudagar Kaya!” tantang Pak Pedagang Kain. Mendengar kata-kata Pak Pedagang Kain, Hakim berpikir keras. Ia meminta kepada polisi untuk menyelidiki perkara pembunuhan sekali lagi. Akhirnya polisi menemukan pembunuh yang sebenarnya. Pak Saudagar Kaya pun dibebaskan.
Ketika Pak Saudagar Kaya sampai di rumah, ia berkata kepada Mahmud, “Anakku, lihat! Mereka itulah kawan-kawan sejatiku. Mereka tidak meninggalkan aku dikala aku susah. Kau harus mencari teman yang demikian!”. Mahmud mengangguk-angguk. Pak Saudagar Kaya lalu berkata lagi, “Nah, kini kuberikan kau seratus dinar. Pergunakanlah uang ini sebaik-baiknya!” Mahmud menerima pemberian ayahnya dengan senang hati. Ia membuka sebuah toko kecil. Setelah beberapa lama Saudagar Kaya datang mengunjungi toko anaknya dan bertanya, “Anakku, berapa besar penghasilanmu sekarang?” “Seribu dinar, Ayah,” jawab Mahmud bangga.
“Baik sekali!” puji Pak Saudagar Kaya, “Kau telah berhasil dengan baik. Sekarang, kembalilah kepadaku. Kita akan menjadi kawan berdagang yang baik!” Mahmud setuju. Suatu ketika ayah dan anak itu berjalan menyusuri tepi sungai. Tiba-tiba Pak Saudagar Kaya meminta uang Mahmud yang berjumlah seribu dinar. Tanpa disangka, ayahnya membuang kantung berisi seribu dinar itu.
“Apakah engkau merasa sedih, anakku?” tanya Pak Saudagar Kaya. “Ya, tentu saja,” jawab Mahmud, “Uang itu aku cari dengan susah payah.” Sekarang engkau merasakan, bagaimana perasaan seseorang yang jerih payahnya dibuang percuma,” kata Pak Saudagar Kaya. “Begitulah perasaanku dulu. Ketika kau berpesta pora dengan teman-temanmu.” Mahmud pun mengerti maksud ayahnya. Sejak itu Mahmud berjanji tak akan menghambur-hamburkan uangnya dengan percuma

Kamis, 08 September 2016

Anak Kecil dan Lintah Darat

Pak Nguyen adalah petani miskin. Sialnya, ia terjerat hutang pada seorang lintah darat. Tiap hari si lintah darat datang menagih hutang. Namun Pak Nguyen berusaha mengundurkan pembayaran hutangnya. Karena ia benar-benar tak mampu membayar. “Besok, Tuan,” begitu setiap kali jawaban Pak Nguyen kalau ditagih.“Besok,besok…” geram si lintah darat.
Suatu hari si lintah darat itu datang lagi ke rumah Nguyen. Namun suami-isteri Nguyen sedang tidak ada. Kecuali puteranya yang berumur sepuluh tahun. “Kemana ayahmu?” tanya si lintah darat. Si anak diam membisu. “Orang tuamu kabur karena tak mau bayar hutang, ya? Hayo katakan, ke mana mereka?” bentak si lintah darat. “Bapak mencabut tanaman hidup. Lalu menanamnya kembali. Sedang ibuku menjual angin ke pasar,” jawab anak itu.
Si lintah darat mengerutkan keningnya. “Bapakmu mencabut tanaman, lalu menanamnya kembali? Dan ibumu menjual angin di pasar? Apa mereka sudah gila?” ujar si lintah darat bingung. Si anak tetap membungkam. Lintah darat itu menjadi penasaran. “Nak, begini saja. Katakanlah terus terang, ke mana mereka sebenarnya. Nanti hutang orang tuamu akan kuanggap lunas. Bagaimana?”
Si anak pun berkata, “Aku perlu saksi atas kata-katamu. Kalau ada saksi, barulah aku mau berterus terang.” Si lintah darat mengira anak kecil itu bisa dikelabui. Maka ia pun berkata sambil menunjuk seekor cecak di langit-langit rumah, “Nah, kamu lihat cecak di langit-langit itu. Dialah saksi kita!” Akhirnya si anak berterus terang, “Bapakku ke sawah mencabut benih-benih padi dari persemaian. Lalu menanamnya kembali ke sawah. Sedang ibuku menjual kipas di pasar.” Barulah si lintah darat mengerti. Pintar juga anak petani ini, katanya dalam hati.
Seminggu kemudian si lintah darat muncul lagi di rumah Nguyen. Menagih hutang, tentu saja. Seperti biasa, Pak Nguyen pun berkata, “Maaf, Tuan. Hari ini saya belum punya uang!”. Namun anaknya dengan cepat bertindak, ”Hutang Bapak sudah dianggap lunas. Dia sendiri yang janji!”. Si lintah darat melotot pada anak Nguyen. “Itu bohong besar!” teriaknya gusar. “Kapan aku berkata begitu!”. “Seminggu yang lalu! Bahkan kita punya saksi,” jawab si anak. “Baik, kau akan kulaporkan pada polisi!”. Si lintah darat lalu pergi. Mendengar kata polisi, Nguyen takut setengah mati. “Jangan takut, Pak! Kita tunggu saja dia!” hibur anaknya.
Beberapa saat kemudian si lintah darat kembali bersama polisi. Polisi pun menanyakan persoalan mereka. Si lintah darat bercerita bagaimana mulanya si petani meminjam uang. Namun ia tidak menceritakan perjanjiannya dengan anak Nguyen. Sebaliknya anak Nguyen bercerita tentang pembatalan hutang.
“Anak kecil ini bohong, Pak Polisi! Aku tidak berjanji apa-apa padanya. Lagipula, mana saksinya?” seru si lintah darat. “Betulkah kau punya saksi, saat ia berjanji padamu?” tanya polisi pada anak Nguyen. “Betul,Pak,” jawab si anak sambil menunjuk ke seekor cecak yang ada di ruangan itu. “Cecak itulah saksinya, Pak. Ketika itu si cecak sedang merayap di tembok. Bapak itu bilang bahwa cecak itu bisa menjadi saksinya.” Dengan berang si lintah darat berteriak, ”Bohong! Cecak itu tidak sedang merayap di tembok. Tapi di langit-langit!”. Pak polisi tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan si lintah darat.

“Hahaha. Berarti betul, hutang Pak Nguyen sudah dianggap lunas. Kau memilih seekor cecak sebagai saksi. Kau kira bisa mengelabui anak kecil ini. Ternyata justru kamu yang kena dikelabui!” Si lintah darat tertunduk malu, lalu pulang. Dan keluarga Nguyen pun tak perlu mengembalikan hutangnya lagi.

Sabtu, 03 September 2016

Subtitle Indonesia AKB48 Team K 3rd Stage – Nounai Paradise

Moon akan berbagi subtitle lagi, moon ingatkan lagi ya, karena semua koleksi moon resolusinya rata-rata 480p jadi sesuaikan aja ya bagi yang mau download,,
Hasil gambar untuk cover album akb48 stage 3 team k Hasil gambar untuk cover album akb48 stage 3 team k
Kali ini moon berbagi subtitle stage dari Team K yang dilambangkan dengan warna hijau dan dengan image sebagai team yang paling energik dan powerfull yang tampil dengan selalu mengandalkan gerakan koreografi yang penuh semangat.
Stage ini adalah stage ketiga Team K dengan nama stage “Nounai Paradise”. Pertunjukan pertama stage ini dimulai dari 17.12.2006 sampai 22.06.2007 di Stage AKB48 yang terletak di Akihabara. Stage “Nounai Paradise” merupakan stage original milik Team K yang kedua setelah stage “Seishun Girls”.
Saat stage “Nounai Paradise” pertama kali dimulai, member Team K masih member original generasi kedua yang saat itu belum ada sistem resuffle member. Stage “Nounai Paradise” dibuka dengan lagu “Tomo yo” versi band. Di subtitle ini ada special programnya yaitu graduation song alias lagu kelulusan generasi ke dua yaitu Imai Yu yang berjudul “Arigatou”.

Untuk mendownload subtitle AKB48 Team K 3rd Stage – Nounai Paradise ini silahkan dengan mengklik download di bawah ini.



Mohon jangan mengatasnamakan atau mengganti nama hak ciptanya ya, karena moon susah bikin subtitlenya, jadi mohon hargai hasil kerja keras moon ya ^_^ arigatou...

Kamis, 01 September 2016

Asal Mula Shio

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang dewa. Pada tanggal 31 Desember pagi sebelum tahun baru, Sang Dewa menulis surat kepada binatang diseluruh negeri. Angin lalu menyebarkan surat-surat itu ke seluruh negeri.
Dalam sekejap, para binatang menerima surat itu, yang isinya seperti ini: "Besok pagi di Tahun Baru, aku akan memilih binatang yang paling dahulu datang kesini, dari nomor satu sampai dengan nomor duabelas. Lalu, setiap tahun aku akan mengangkat satu-persatu dari mereka sebagai Jenderal berdasarkan urutan". Tertanda, Dewa.
Para bintang sangat bersemangat dan tertarik dengan hal itu. Mereka sangat ingin menjadi Jenderal. Tetapi, ada seekor binatang yang tidak membaca surat semacam ini, yaitu Kucing yang suka bersantai dan tidur. Ia hanya mendengar berita ini dari Tikus. Tikus yang licik menipunya dan memberitahu bahwa mereka harus berkumpul di tempat Dewa lusa tanggal 2 Januari, padahal seharusnya mereka berkumpul besok pagi tanggal 1 Januari.
Semua binatang bersemangat dan memikirkan tentang kemenangan, dan mereka semua tidur cepat. Hanya Sapi yang langsung berangkat malam itu juga, karena ia sadar bahwa ia hanya dapat berjalan lambat. Tikus yang licik melihatnya lalu meloncat dan menumpang di punggung Sapi, tapi Sapi tidak menyadari hal itu.
Pagi harinya, saat hari masih gelap, Anjing, Monyet, Babi Hutan, Harimau, Naga, Ular, Kelinci, Ayam, Domba dan Kuda semuanya berangkat berlari menuju ketempat Sang Dewa. Saat matahari mulai terbit, yang pertama kali sampai di tampat tinggal Dewa adalah Sapi. Tapi kemudian Tikus melompat kedepan dan mendarat tepat dihadapan Dewa. Maka Tikus pun menjadi yang pertama.
Selamat Tahun Baru Dewa...kata Tikus kepada Dewa. Sapi pun menangis karena kecewa menjadi urutan ke dua. Di belakang mereka, tibalah Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Domba, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi Hutan datang berurutan. Dengan demikian mereka ditetapkan sebagai pemenang satu sampai dengan duabelas sesuai dengan urutan kedatangannya.  Duabelas ekor binatang ini kemudian disebut dengan 12 Shio Bintang.
Para binatang itu merayakan kemenangan dan berpesta pora sambil mengelilingi Sang Dewa. Lalu, kucing datang dengan wajah yang sangat marah. Ia mencari Tikus yang telah menipunya sehingga ia datang terlambat. Kucing pun berlari mengejar Tikus kesana kemari.
Sejak itu mulailah era Duabelas Shio Binatang, dimulai dari yang pertama tahun Tikus, lalu Sapi, kemudian Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Domba, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi Hutan. Kucing yang tidak berhasil masuk kedalam Dua belas Shio Binatang sampai sekarang masih mengejar Tikus kesana kemari karena telah ditipu.